





SEBANYAK 103 (santri, pelajar dan mahasiswa) awal Januari lalu mengikuti liburan sastra di Kaliopak Yogyakarta, pesantren asuhan M Jadul Maula. Mereka berasal dari berbagai daerah: Jepara, Kudus, Solo, Yogyakarta, Magelang, Banyuwangi serta Jakarta. Kegiatan berbasis sastra tersebut diselenggarakan oleh komunitas Matapena Yogyakarta. Tahun ini adalah liburan sastra yang sudah keempat kalinya.
Para peserta selama tiga hari mendapatkan materi tentang sastra utamanya penulisan cerita pendek (cerpen) dari sastrawan yang telah tersohor dan kondang namanya dibelantika sastra negeri ini. Agus Noor, Joni Ariadinata, Evi Idawati, Jamal D Rahman turut meramaikan Liburan Sastra di Pesantren (LSdP)#4 tersebut. Selain materi peserta disuguhi dengan out-bond, funny games serta beranjangsana ke Candi Boko.
Meski sesekali diguyur hujan namun kegiatan tetap berjalan sebagaimana mestinya. Terjalin suasana komunikatif antara pemateri dan peserta ketika materi seputar cerpen diuraikan. Canda tawa pun melengkapi out-bond di Kaliopak, sungai yang letaknya tak jauh dari pesantren. Begitu pula sisipan beberapa funny games menjadikan kegiatan tersebut semakin menarik dihati peserta.
Sementara di Candi Boko, mata peserta ditutup dengan kain dan berjalan merayap menuju atas candi. Sesekali ada yang gugup ketika harus berjalan dan menaiki tangga dengan mata tertutup. Akhirnya seluruh peserta bisa sukses hingga atas candi semua. Saat masih di candi, Sachree M Daroini dkk mementaskan pertunjukan drama sementara peserta masih ditutup dengan selembar kain.
Malam Penutupan
Liburan sastra dipungkasi dengan malam pentas seni dan budaya. Ahmad Tohari, novelis Ronggeng Dukuh Paruk memberikan orasi budaya. Dalam orasi budayanya Ahmad Tohari menyampaikan pentingnya membaca bagi santri, pelajar dan mahasiswa. Selama ini dia menilai membaca masih saja diabaikan. Padahal membaca merupakan kegiatan yang sangat penting. Menurutnya, mulai saat ini dalam individu seseorang perlu timbul rasa “berdosa ketika tidak membaca.”
Oleh karenanya, membaca perlu disejajarkan dengan ibadah mahdhoh (semisal shalat). Sehingga, boleh dikata membaca merupakan kegiatan yang mesti dilakukan saben hari meski hanya membaca koran maupun bacaan-bacaan yang lain. Selain Ahmad Tohari, D Zawawi Imron dan Jamal D Rahman turut membacakan puisi. Teater Sahita Solo dan peserta LSdP mementaskan pertunjukan teater. Sementara Geng Kobra Yogyakarta dan muda-mudi Klenggotan Piyungan Bantul mempersembahkan suguhan musik serta santri Kaliopak menampilkan tari jaranannya. (Syaiful Mustaqim)
ConversionConversion EmoticonEmoticon