…di sini tempat cari senang/ salah tempat kalau kau cari uang/ disini orang-orang penuh kreativitas/ tempat orang-orang yang terbaik/ disini bukan tempat anak-anak malas/ tempatnya para pekerja keras/ disini bukan tempat anak-anak manja/ sedikit kerja banyak mintanya/ kerja/ kerja/ ayo kita kerja…
Bukan suara grup band yang terdengar. Tetapi dengan apik lantunan rebana secara pas mengiringi Mars Slank. Dengan nada menghentak suara tabuhan rebana membahana. Mars Slank dinyanyikan ribuan orang serentak bersama grup Jamiyyah Rebana Walisongo (Jawaso). Walisongo jadi bergetar. Ya, begitulah akhir pertemuan Perjalanan Religi Slank dan Ki Ageng Ganjur di Pesantren Walisongo Pecangaan, Minggu (17/6).
Perjumpaan diawali dengan seremonial. Tahlil sebagai tradisi NU dibacakan untuk mengenang pendiri Pesantren Walisongo, utamanya KH Mahfudz Asymawi. Kegiatan dilanjutkan dengan sambutan. Sambutan disampaikan H Zakaria Lc. Dalam sambutannya ia mengucapkan terima kasih kepada Slank yang berkenan hadir di pesantren yang terdiri dari sejumlah unit; Madrasah Diniyah, Wutsho, Ulya, SMP, MTs, SMA, MA dan SMK.
Menurut Zakaria grup yang dianggap urakan oleh sejumlah kalangan saat ini telah mendapatkan hidayah dari Allah SWT. Hidayah tersebut menyulut kearah positif. Mereka kini, sowan ke pesantren di seluruh Nusantara untuk ngalap berkah dari para Ulama. Hal tersebut bagian dari khidmah umat. Demi tegaknya Izzul Islam wal-muslimin.
Ia berpesan agar oleh-oleh kanjeng Nabi waktu Isra Mikraj yakni sembayang lima waktu jangan sampai ditinggalkan. Sesibuk apapun aktivitas yang melingkupi agar tetap ditunaikan.
Pimpinan Ki Ageng Ganjur, Zastrow Al-Ngatawi membuka dialog dengan mengungkapkan perjalanannya sejak masih mukim di pesantren 20 tahun silam. Waktu itu, kebiasaan-kebiasaan sunnah semisal shalat, puasa tidak pernah terlupa. Apalagi ngaji kitab kuning. Jurumiyah, Imrithi, Alfiyah, Faraid, Sharaf menjadi lauk saben hari. Ia juga masih fasih mengucapkan kutipan-kutipan kitab-kitab salaf tersebut.
Jalur Budaya
Itulah jejak pesantren. Pesantren sebagai lembaga pendidikan tertua di tanah air mengemban thariqah tsaqafiyah (dakwah jalur kebudayaan). Sehingga ia sangat tidak setuju kalau pesantren adalah sarang teroris.
Bukti kalau pesantren mengedepankan jalur kebudayaan semisal nadzam, syiir dan shalawat. Begitu pun saat Sunan Kalijaga berdakwah. Kanjeng sunan dalam berdakwahnya menggunakan tembang Lir-ilir yang dipadu dengan alunan gamelan.
Meski saat ini banyak aliran yang mengatakan shalawat, maulid bid’ah baginya tidak masalah. Ahlul bid’ah hasanah. Hal tersebut dikedepankan kanjeng sunan, untuk memeluk agama perlu diawali dengan pengenalan budaya lambat laun akan terpikat.
Slank grup band digawangi Bim-bim, Kaka, Ridlo, Abdi dan Ivan juga demikian. Jika mau mencermati dengan seksama lagu-lagu yang dicipta Slank bermuara dari ayat-ayat kauniyah. Bisa dikatakan tembang religi. Maka tidak salah apabila Rais am Jamiyyah Ahli Thariqah Al-Muktabarah An-Nahdliyyah, Habib Luthfi pernah memohon agar Slankers, fans Slank maupun Oi, fans Iwan Fals gemar bershalawat.
Kunjungan Slank mengitari pesantren seluruh Nusantara, tambahnya untuk menjahit keutuhan Nusantara. Jangan sampai Indonesia tercabik-cabik oleh pihak-pihak yang akan memporak-porandakan Nusantara. Indonesia yang memiliki dasar Negara Pancasila adalah ijtihad dari para Ulama meski tiada tambahan tujuh kata dalam sila pertama, Ketuhanan yang Maha Esa. NKRI tetap harga mati.
Dalam sesi tanya jawab sejumlah pertanyaan dilontarkan semisal; kapan berdirinya? kapan Slank kian tenar? Bagaimana Slank menghilangkan kecanduan narkoba? Arti Slank? dan Budaya korupsi yang menjamur di Indonesia?
Secara bergantian personil Slank menjawab sejumlah pertanyaan. Utamanya terkait narkoba. Sekitar 1994 mereka resmi berhenti tidak mengonsumsinya. Caranya perlu ada niat khusus. Selain itu, perlu dorongan orangtua maupun kerabat dekat. Bunda Iveth selaku manajer menegaskan agar para santri jangan sekali-kali menenggak narkoba sebab akan menyusahkan orangtua. Disamping itu uang akan habis pula.
Kegiatan diakhiri. kedua pihak saling memberikan kenang-kenang berupa bibit pohon, cindera mata dan tenun buatan siswa SMK Walisongo. (syaiful mustaqim)
ConversionConversion EmoticonEmoticon