Aku, Asyari dan Taman Baca

Tahun 2009 silam pemuda di kampungku membikin Karang Taruna. Waktu itu organisasi kepemudaan ini diresmikan langsung oleh Petinggi Desa. Setelah terbentuknya Karang Taruna kami getol melakukan kegiatan sosial kemasyarakatan.
Sudah banyak kegiatan yang kami lakukan semisal penomoran rumah, dialog anti-narkoba, fogging (penyemprotan nyamuk demam berdarah), bedah rumah warga dan masih banyak lagi.

Di tahun yang bersamaan pula kami mendirikan Taman Baca. Kalo Taman Baca diresmikan langsung oleh pihak Perpustakaan Daerah (Perpusda). Setelah pendirian Taman Baca, ruang gratis tersebut selalu diserbu masyarakat baik anak-anak, remaja hingga dewasa. Pokoknya kehadiran Taman Baca merubah mindset masyarakat kami.

Setahun berjalannya Karang Taruna dan Taman baca kami sangat kompak. Ada apa-apa kami selalu bersama dalam suka maupun duka. Tetapi entah ada angin apa? Setelah setahun berjalan akhirnya organisasi ini dirundung duka. Tiba-tiba teman-teman yang awalnya aktif lantas vakum. Alasannya berbeda-beda ada yang menikah, sibuk kuliah, sibuk kerja maupun urusan yang lain.

Aku dan Asyari
Atas kevakuman itu kami pun tinggal berdua. Aku dan Asyari. Aku sebagai pengelola Taman Baca dan Asyari sebagai Ketua Karang Taruna. Jujur saja setelah setahun berjalan dan teman-teman memutuskan untuk vakum kami sangat berat apalagi ketika sedang mengadakan kegiatan. Coba bayangkan kegiatan hanya di back-up oleh dua orang. Padahal kegiatan di Taman Baca banyak banget. Semisal lomba mewarnai, mengkliping, pentas musik, teater, musikalisasi puisi dan masih banyak lagi.

Sehingga untuk mengurangi beban itu kami mengajak teman-teman luar desa untuk membantu. Kalo teman luar desa responnya bagus banget siap membantu semua kegiatan yang kami laksanakan. Akan tetapi teman-teman yang dulu sempat aktif sudah tidak mau lagi berpartisipasi. Kalaupun mau tidak sampai selesai. Ya tidak apa-apa yang penting sudah mau membantu.

Meskipun begitu, saat ini Karang Taruna memang sedang mengalami kevakuman kegiatan. Sementara untuk Taman Baca masih eksis hingga sekarang. Letak Taman Baca yang sudah pindah untuk kedua kalinya masih saja dikunjungi oleh warga. Apalagi saat ditambah dengan fasilitas koran dinding yang umurnya baru setahun. Bisa dipastikan setiap hari ada yang membaca.

Selama 2009 hingga sekarang untuk pendanaan hanya berasal dari Alokasi Dana Desa (ADD). Selebihnya memang berasal dari kocek kami. Kalo ada kegiatan di Taman Baca ya aku dan Asyari patungan. Ketika ada orang yang ingin membantu dengan senang hati langsung kami terima. Tetapi kami tidak mengharapkan. Yang membahagiakan adalah ketika langganan koran kami baru berjalan sekitar 7 bulanan seorang warga Semarang yang kini menetap di Kanada, Ani Gorrel karena tertarik dengan kegiatan kami akhirnya memberikan bantuan berupa duit untuk membayar langganan koran.

Alhamdulillah, kalo kemarin untuk membayar koran aku dan Asyari yang membayar. Kalo duit ADD lagi keluar maka uangnya diganti dengan anggaran itu. Sedangkan untuk tahun ini langganan koran, kami sudah memiliki cadangan uang untuk melunasinya.

Bersahabat Sejak SD
Aku dan Asyari bersahabat sejak duduk di bangku SD. Di SMP pun masih satu sekolah. Tetapi ketika SMA kami sudah berbeda. Dulu kami memang jarang kumpul apalagi karena sekolah kami berbeda. Kami kumpul kalo pas lagi ada momen reuni. Selebihnya tidak. Singkat cerita saat tahun 2009 ketika membikin Karang Taruna aku yang di-dapuk untuk menjadi sekretaris. Maklum ia tahu kalo di kampus aku aktif di organisasi. Sehingga aku diharapkan bisa membantunya.

Ternyata benar sekali pilihannya. Sejak 2009 hingga sekarang kami kemana-kemana selalu bersama. Karena kami memang satu visi dan tujuan. Dulunya aku mestinya belum cocok dengan asyari. Karena ia berkecimpung dalam dunia kesenian. Ia aktif dalam dunia kepenyairan dan keteateran. Kemana-kemana karena karena waktu itu kami masih sama-sama lajang dan jomblo. Makanya aku yang sering mengantarkannya untuk pergi pentas entah itu di dalam kota maupun luar kota. Aku yang waktu itu belum demen dengan yang namanya kesenian ya nganut saja.

Lambat laun ketika ia kemana-kemana aku selalu ikut. Aku pun mulai senang dengan kegiatan yang ia geluti. Agar nyambung aku mulai menikmati setiap kegiatan yang ia ikuti. Sejak saat itu visi dan tujuan kami berubah menjadi sama. Kini aku sudah nyambung ketika diajak untuk mengikuti berbagai kegiatan kesenian.

Menikah
Tiba-tiba sahabat akrabku, Asyari, Oktober kemarin menikah. Meskipun sudah berstatus mempunyai istri tetapi ya tidak beda dengan sebelumnya kami masih sama-sama memakmurkan Taman Baca, kami juga masih sama-sama berkesenian. Boleh dibilang ia adalah pelaku kesenian sedangkan aku penikmat kesenian.

Aku yang masih lajang ini sudah masih sering ke rumahnya. Mesti di hati kadang ada rasa pakewuh tetapi karena ia dan istrinya menerima dengan baik-baik saja aku pun enjoy saja.

Tips Bersahabat
Dalam bersahabat perlu ditempuh dengan beberapa langkah. Agar persahabatan itu menjadi langgeng. Aku dan Asyari sejak SD telah bersahabat kemudian akrab kembali sejak 2009. Dalam persahabatan itu kami telah melakukan beberapa hal. Alhamdulillah, persahabatan yang kami rajut sejak dulu hingga kini berjalan dengan lancar, tidak ada aral yang melintang. Karena kami telah melakukan beberapa tips.

1) Satukan Visi. Dalam persahabatan visi ataupun tujuan itu penting. Karena ini menyangkut ke-langgengan. Kalo dulu awalnya kami beda visi tetapi akhirnya aku memutuskan untuk menyamakan visinya sehingga sekarang membuat aku nyaman.

2) Saling Memberi dan Menerima. Sahabat itu ibarat pinang dibelah dua. Makanya, penting banget untuk saling memberi dan menerima. Ketika kita diberi Tuhan rezeki yang lebih sebisa mungkin mentraktir dll. Yang paling penting jangan ada rasa pamrih di hati. Kita memberi sesuatu agar suatu saat dibalas. Jangan sampai demikian.

3) Memberikan Support. Kita juga perlu untuk memberikan support, semangat, motivasi satu dengan yang lain. Semangat untuk bekerja, berkarya dan masih banyak lagi. Dengan semangat itu kedua belak pihak akan saling termotivasi. 

4) Bisa Dipercaya. Dalam bersahabat kedua belah pihak kudu bisa dipercaya. Artinya, tidak boleh satu diantaranya yang berkhianat. Sebab hal itu akan memutuskan persahabatan. Kalo saling mempercayai niscaya sebuah persahabatan akan terjalin langgeng. (Syaiful Mustaqim)
Previous
Next Post »