Spirit “MAK (Juga) Bisa!”

Sejak Menteri Pendidikan Nasional masih ditampuk kekuasaan Bambang Sudibyo, Mendiknas sudah menggelontorkan rintisan “SMK Bisa!” Sebuah program yang mengisyaratkan bahwasanya peserta didik Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) bisa melahirkan karya-karya kreatif dan inovatif yang bermanfaat untuk masyarakat. Atau boleh dibilang SMK menjadi satu-satunya lembaga pendidikan menengah atas yang bisa merambah pada dunia kerja. Program itu pula yang pada sebuah stasiun TV menjadi siaran rutin dalam setiap pekannya.

Promosi yang digencarkan besar-besaran oleh Kemendiknas itu setidaknya menjadikan batu terjal sekolah berbasis agama, Madrasah yang semakin ditinggalkan oleh peminatnya. Karena, orang tua tentu berharap besar saat anak lulus SMP atau sederajat lalu memasukkan jenjang pendidikan berikutnya menuju SMK. Sehingga, madrasah kian hari semakin ditinggalkan masyarakat dengan alasan lulusannya belum siap memasuki ranah dunia kerja.

Sinyal Kemenag
Sinyalemen Kementerian Pendidikan Nasional (Kemendiknas) ternyata sudah ditangkap oleh Kementerian Agama (Kemenag) melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Islam (Dirjen Pendis). Rencananya pada 2012 mendatang pihaknya akan membuka program Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK) untuk Negeri maupun Swasta. Harapannya tidak berbeda dengan SMK, lulusan MAK juga bisa memasuki dunia kerja dan industri. Kemenag juga akan memberikan ijazah ganda yakni ijazah MA Umum maupun ijazah MA Kejuruan (NU Online, 10/9).

Terobosan yang dilakukan oleh Kementerian Agama (Kemenag) itu tentu melahirkan sejuta asa (harapan). Pertama, MA Kejuruan bukan hanya sekadar proyek. Proyek untuk menghabiskan duit Negara. Tetapi untuk menjawab tantangan bahwasanya madrasah juga bisa berkompetisi dengan sekolah umum sehingga kualitas pendidikan di lingkungan Kementerian Agama semakin meningkat.

Kedua, mengurangi pandangan miring masyarakat. Keberadaan MA Kejuruan diharapkan mengurangi stigma negatif masyarakat yakni menomor-sekiankan madrasah. Sekarang sudah saatnya tidak ada lagi pandangan miring masyarakat bahwasanya madrasah adalah pilihan kedua setelah sekolah. Madrasah juga bisa menjadi pilihan utama.

Ketiga, nilai plus MA Kejuruan. MA Kejuruan tentu memiliki nilai sisi plus. Sebab peserta didik selain dibekali dengan keahlian kompetitif (teknologi, bisnis, pariwisata, pertanian, seni kria dll) juga dibekali dengan mata pelajaran (mapel) keagamaan. Sehingga, kelak saat memasuki ranah kerja dan industri memiliki kemampuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) mumpuni yang juga didasari dengan spirit Iman dan Takwa (Imtak). MAK Juga Bisa! (sm)
Previous
Next Post »