Oleh: Syaiful Mustaqim
Bagi SMA atau sedejarat setelah prosesi Ujian Nasional (UN) dan kelulusan, pengelola pendidikan masih berperan untuk anak didiknya. Peran itu sangat penting karena pada fase tersebut peserta didik mengalami kebimbangan dan kebingungan untuk memutuskan pilihan selanjutnya yang bakal ditempuh.
Mayoritas yang terjadi, siswa belum memiliki arah yang pasti kemana hendak melangkah. Untuk meraba-raba kelayakan potensi diri anak pun masih dilanda keraguan. Sehingga yang terjadi, mereka ikut-ikutan teman lain. Jika demikian, beberapa tahun mendatang jika si anak beruntung boleh jadi berbangga. Sebaliknya ketika ada yang salah jurusan maupun berhenti ditengah jalan bukankah hal itu sia-sia?
Peran lembaga pendidikan menanggapi hal itu perlu ditempuh dengan beberapa cara. Pertama, peserta didik diberikan pembekalan. Pembekalan bisa berwujud training pasca UN berupa sosialisasi Perguruan Tinggi (PT) maupun dunia kerja.
Sosialiasi kampus, sekolah bisa bekerjasama dengan beberapa Perguruan Tinggi untuk menyosialisasikan lembaga tingginya. Sementara untuk bursa kerja lembaga terkait bisa mengundang pihak Dinas Tenaga Kerja yang darinya akan muncul beragam info pekerjaan dan lowongan kerja. Begitu juga memanggil para wirausahawan yang telah berhasil dan alumni yang sukses di ranah pekerjaan.
Kedua, pusat informasi dan konsultasi. Sekolah secara penuh memberikan ruang konsultasi untuk siswa, utamanya yang akan melanjutkan studi. Sebelum maupun sesudah pelaksanaan UN, biasanya banyak informasi lembaga maupun Perguruan Tinggi yang masuk ke sekolah.
Nah, keberadaan sentral informasi dan komunikasi diharapkan sekolah memberikan informasi sedetail mungkin kepada peserta didik mulai mengarahkan, membimbing hingga mendaftarkan sesuai dengan keinginan siswa.
Ketiga, pentingnya koordinasi dengan orangtua. Keinginan siswa untuk melanjutkan studi barangkali ada yang tidak sejalan dengan kemauan orangtua. Agar tidak terjadi miskomunikasi peserta didik yang secara kemampuan akademik pantas melanjutkan studi setelah diurus sekolah hendaknya berkomunikasi dengan orangtua. Hal itu dilakukan untuk menghindari kemungkinan diterima pada sebuah Perguruan Tinggi tetapi orangtua tidak membolehkan. Nantinya berakibat pada pembatalan studi.
Oleh karenanya, dengan peran sekolah senantiasa mendampingi anak didiknya pasca kelulusan niscaya kedepan akan menumbuhkan simbiosis mutualisme (saling menguntungkan). Artinya, peserta didik setelah lulus kemudian melanjutkan studi ke Perguruan Tinggi maupun bekerja dan sukses tentu tidak akan melupakan almamaternya tercinta maupun adik kelas, dibawahnya. Karena sekolah senantiasa memperhatikan peserta didiknya. (*)
ConversionConversion EmoticonEmoticon