RA Kartini dan Wisata Edukasi

Ilustrasi : google

Oleh: Syaiful Mustaqim

SEREMONIAL memperingati kelahiran RA Kartini semestinya tidak lagi hanya dirayakan dengan parade maupun fashion show kebaya khususnya untuk generasi perempuan. Lebih dari itu, dalam rangka memeriahkan hari lahir pejuang emansipasi asal Jepara yakni dengan rekam jejak peninggalan putri kelahiran Mayong (Jepara) 21 April 1879.

Rekam jejak peninggalan RA Kartini bisa dilakukan dengan bentuk wisata edukasi. Penulis menyontohkan, wisata edukasi yang saya maksud para guru mengajak peserta didik menuju peninggalan-peninggalan bersejarah yang masih bisa ditemukan hingga sekarang. Semisal Monumen ari-ari, museum serta makam Kartini.

Ari-ari terletak di kecamatan Mayong sedangkan museum ada yang berada di dekat alun-alun Jepara ada juga yang berada di Kabupaten Rembang. Begitu pula dengan tempat peristirahatan terakhir beliau di kecamatan Bulu, Rembang.

Wisata Edukasi
Konsep wisata edukasi bisa dilakukan dengan, pihak sekolah ataupun lembaga pendidikan mengagendakan waktu sehari mengajak siswa menuju tempat bersejarah. Jika sekolah memilih obyek wisata ari-ari, museum dan makam kartini maka kegiatan bisa ditempuh dalam sehari.

Di lokasi tentunya peserta akan menemukan banyak hal. Entah yang sudah dimengerti maupun baru kali pertama dijumpai. Melalui pengamatan maupun penjelasan dari pemandu setiap lokasi, pendidik bisa menugaskan kepada siswa berupa meresum, membuat laporan kegiatan maupun karya jurnalistik yang lain.

Dari perjalanan sehari tersebut guru yang memberikan tugas terkait akan memperoleh hasil wisata edukasi yang diikuti oleh peserta didik baik dari ringkasan, laporan serta reportase kegiatan yang bisa dicantumkan di majalah dinding, buletin atau majalah sekolah.

Dengan itu, meski dilakukan diluar kelas tetapi hal tersebut merupakan salah satu jenis kegiatan belajar mengajar (KBM) yang menyenangkan. Karena dilaksanakan dengan berwisata ke tempat bersejarah peninggalan RA Kartini.

Oleh karenanya, momentum hari Kartini yang jatuh setiap 21 April perlu kiranya dilaksanakan dengan mengadakan wisata edukasi. Jika setiap lembaga pendidikan mengagendakan hal tersebut niscaya tempat-tempat bersejarah tersebut semakin ramai apalagi dikunjungi kaum terpelajar sebab pada hari-hari biasanya selalu sepi. Sehingga, dengan wisata edukasi selain untuk menyemarakkan hari kelahiran juga memberikan motivasi kepada peserta didik agar senantiasa nguri-nguri sejarah dan tidak melupakannya.(*) 
Previous
Next Post »