Lorong Waktu

Ilustrasi : erabaru.net
Manusia yang hidup di dunia ini pastinya akan mengalami kekecewaan. Sudah menjadi takdir Tuhan, kekecewaan datangnya setelah perbuatan itu dilakukan. Sehingga, tidak pernah ada orang yang kecewa pada awal mulanya. Kelakuan baik buruk yang dilakukan seseorang niscaya suatu saat akan menuai kekecewaan.

Jika telah melakukan hal yang baik, maka dikemudian hari laku positif tersebut dirasa kurang maksimal. Bahkan ingin rasanya kembali memperbaiki dengan maksimal kebaikan-kebaikan itu. Sebaliknya, insan yang berbuat khilaf tentu akan merasa sangat kecewa jika ia telah sadar. Tentu, dengan instrospeksi itu, dirinya akan berusaha sekuat tenaga mengganti laku negatif dengan perbuatan positif.

Untuk memperbaiki dan memaksimalkan perbuatan baik diperlukan lorong waktu. Lorong waktu adalah sebuah jalan tembus untuk kembali kepada pada silam. Dari lorong itu manusia akan kembali kepada masa lalunya. Manusia akan bebas memperbaiki semua kesalahannya dengan perbuatan positif. Mereka bebas kembali ke masa kecil, masa anak-anak, masa remaja hingga masa yang baru dilakukan kemarin.

Setelah mereka sampai pada masa yang diingini, mereka akan memperbaiki kesalahannya. Setelah puas, mereka bakal kembali ke masa sekarang.

Tetapi, dengan adanya lorong waktu akan memperparah kondisi dunia. Masa sekarang dan lalu akan saling berbenturan satu sama lain. Karena masa tidak hanya maju tetapi bisa juga mundur. Jika biasanya, manusia akan menuju esok, lusa dan seterusnya. Lorong waktu akan membebaskan manusia kembali kepada masa kemarin serta masa silam.

Selain itu, saat ini manusia akan bertindak amoral. Artinya akan berbuat semau-maunya sendiri. Mencoba apa saja yang mereka ingini. Merampok, memperkosa, berzina, free-sex, korupsi, membunuh, mengonsumi narkoba, dan sebagainya. Semua perbuatan itu dilakukan karena mereka bisa kembali kepada masa lalunya.

Jika demikian, tentu manusia dibelantara dunia ini akan menjadi makhluk paling menyaingi binatang. Tidak ada orang yang berbuat baik. Sebab, mereka berpikir akan berbuat buruk sebanyak-banyaknya, jika sudah puas mereka akan menuju lorong waktu dan memperbaiki perbuatan jahatnya. Namun, amoralitas penduduk bumi yang semena-mena itu akan dibalas sang Pencipta dengan murka yang maha dahsyat. Kiamat! (sm)

Japara, 30 Oktober 2010
Previous
Next Post »