Dari Jepara Terus Menulis

Workshop jurnalistik bersama Matapena Yogyakarta.
Jurnalis Madrasah Aliyah (MA) Walisongo merupakan salah satu kegiatan ekstrakulikuler di kampus MA Walisongo Pecangaan, Jepara, Jawa Tengah. Jika ekstrakulikuler lain semisal Praja Muda Karana (pramuka) kegiatannya lebih didominasi praktik baris berbaris (PBB) di lapangan, Patroli Keamanan Sekolah (PKS) banyak belajar tentang tata tertib lalu lintas, Jurnalis MA Walisongo tentu punya lahan aktivitas sendiri. Sejumlah artikel dan reportase anggota telah dipublikasikan di Koran cetak nasional. Sementara untuk memacu anggota lain, tulisan yang telah diterbitkan ditempel di majalah dinding (mading) sekolah. Tujuannya, merangsang teman lain untuk menulis.

Selain itu, dalam bidang perlombaan dua tahun terakhir (2008-2009) prestasi Jurnalis MA Walisongo cukup membanggakan. Terbukti, pada 2008 mereka berhasil menggondol dua juara sekaligus di tingkat kabupaten Jepara. Adapun tahun ini mereka berhasil meraih juara se-Karisidenan Pati dalam penulisan cerpen remaja.

Prestasi-prestasi yang telah diraih tersebut tidak lantas menjadikan Jurnalis MA Walisongo menyombongkan diri. Hal itu malah menjadi tugas berat para anggota untuk berkarya dan tetap alias istiqamah.

Kini, untuk menggiatkan tulis-menulis di media massa, para anggota diharapkan rajin mengirimkan tulisan di media lokal maupun nasional. Sementara dalam bidang perlombaan, Jurnalis MA Walisongo sedang sibuk mengikuti pelbagai kegiatan perlombaan, baik di tingkat daerah, provinsi, maupun nasional.

Eksistensi Jurnalis MA Walisongo di almamaternya diharapkan mampu menjadi ‘roh’ dan ‘kiblat’ bagi kegiatan ekstrakulikuler jurnalistik di daerah, provinsi, hingga tingkat nasional. Eksistensi tersebut dibuktikan berbagai prestasi yang telah diraih dan akan diraih.

Jumpa Kang Abik
Novelis best seller Ayat-Ayat Cinta (AAC), Habiburrahman El-Shirazy, pada 2008 sempat mampir ke kampus MA Walisongo. Kehadiran Kang Abik, sapaan akrabnya, dalam agenda Belajar Menulis bersama Kang Abik.

Meski hanya sehari pertemuan dengannya, kiat-kiat menulis ala Kang Abik diharapkan mampu memantik para anggota untuk mengikuti jejak kariernya yang kini populer dengan karya-karya sastranya.

Jurnalis MA Walisongo bekerja sama dengan Matapena Yogyakarta. Matapena merupakan komunitas yang intens dalam sastra pop pesantren.

Ada keterkaitan antara Matapena dengan sivitas akademika MA Walisongo. Sekolah itu berbasis dunia pesantren, sementara Matapena komunitas yang mengedepankan nilai-nilai pesantren plus pentingnya kearifan lokal suatu daerah.

Adapun kerja sama diawali dengan kegiatan roadshow, yakni pengenalan Matapena kepada jurnalis dan dilanjutkan dengan workshop Penulisan Sastra.

Workshop ini dilaksanakan selama dua hari berturut-turut yang dilaksanakan di sekolah. Sementara itu, pada liburan kemarin Jurnalis MA Walisongo juga berpartisipasi dalam Liburan Sastra di Pesantren (LSDP), yang bertempat di Pesantren Kaliopak, Bantul, Yogyakarta, selama tiga hari. Nantinya, dengan kerja sama ini diharapkan terdapat anggota yang karyanya diterbitkan Matapena setelah melalui proses karantina.

Bukan hanya itu, pelbagai event penulisan yang terkait dengan nafas Jurnalis MA Walisongo tidak pernah terlewati.

Ya, begitulah kiranya upaya untuk mewujudkan terkabulnya Menuju Jurnalis MA Walisongo go national. Upaya terakhir yang dilakukan, ialah mengelola jejaring sosial Facebook yang beralamat sesuai dengan namanya Jurnalis MA Walisongo. Tak tanggung-tanggung, mayoritas teman-teman yang dimiliki jejaring ini adalah mereka para penulis lepas, penulis buku, editor buku, wartawan, cerpenis, layouter, praktisi pers, dan sebagainya. Boleh dikata, Jurnalis MA Walisongo sedang getol-getolnya bersimbiosis mutualisme dengan para jurnalis andal, baik di tingkat daerah, provinsi, hingga nasional sekalipun! (Syaiful Mustaqim, Nur Halimah, Ulfatun Ni’mah; Madrasah Aliyah Walisongo Jepara, Jawa Tengah). 


Dipublikasikan : Media Indonesia, 16 Mei 2010
Previous
Next Post »