Jaga Diri

http://sarahzania.blogspot.com
PERGAULAN remaja (usia sekolah maupun kuliah) yang berujung kepada laku negatif saat ini semakin tidak wajar. Hal ini tentu merupakan imbas dampak negatif era teknologi yang maha dahsyat disamping juga memiliki sisi yang positif. Internet yang semestinya menjadi media pembelajaran berbasis teknologi, oleh sebagian remaja ditelan mentah-mentah dengan mengakses gambar dan men-download film porno.

Begitu pula dengan televisi. Tayangan yang disuguhkan oleh salah satu media visual itu didominasi dengan agenda yang menjurus kepada perilaku asusila. Bacaan bernapas porno berupa koran maupun majalah mudah didapatkan diloper koran maupun toko loak. Ditambah kepingan VCD porno juga masih laku keras di khalayak remaja. Boleh dikata, penjualan kedua barang “haram” tersebut laris manis bak kacang goreng.

Jika sudah demikian, hasrat seksualnya tentu akan dimuntahkan kepada lawan jenisnya yang meskinya hal itu dilakukan kelak ketika telah menuju ke jenjang pelaminan. Maka, tak heran jika beberapa waktu lalu saya sempat menyaksikan di sebuah warung internet dengan mata tanpa tedeng aling-aling pasangan sejoli yang berbuat laku asusila.

Setelah keduanya menyaksikan sebuah tayangan porno kemudian pasangan muda-mudi itu memeragakan apa yang dilihatnya tanpa ada rasa malu dengan sekelilingnya. Hal itu, hanyalah merupakan salah satu contoh. Ditempat lain: kos-kosan (pelajar dan mahasiswa), di tepi pantai, di tempat yang sepi atau tempat yang ramai laku Kissing, Necking, Petting dan Intercourse (KNPI) barangkali menjadi kebutuhan primer bagi pasangan yang sedang memadu kasih.

Remaja yang nantinya diharapkan akan menggantikan tampuk kepemimpinan bangsa ini ternyata melenceng dari yang diharapkan. Sehingga, dalam rangka menyelamatkan hal itu perlu diantisipasi dengan pelbagai cara, guru di sekolah dan dosen di kampus yang mengajarkan materi agama sudah saatnya mengubah paradigma (pola pikir). Guru dan dosen memonitoring anak didik maupun peserta didiknya khususnya terhadap laku yang mengarah kepada tindakan negatif.

Begitu pula dengan peran orang tua dirumah semestinya senantiasa mengontrol polah dan tingkah anak-anaknya dengan tidak mengekangnya. Sesibuk apapun pekerjaan orang tua diharapkan ada sedikit waktu berkumpul dengan anak. Disitulah sebenarnya peran orang tua sebagai guru di rumah.

Masyarakat dalam hal ini, mereka yang peduli dengan remaja yang bebas perilaku seks bebas kudu lebih intens menyosialisasikan dampak negatif pergaulan bebas dengan menyelenggarakan sosialisasi di sekolah maupun di kampus.

Lebih dari itu, yang terpenting mestinya berada pada setiap individu dengan tetap “menjaga diri”. Disaat zaman semakin tua, lelaki dan perempuan harus tetap jaga diri agar tetap menjaga “keperjakaan” dan “keperawanannya” sehingga tidak mudah sirna begitu saja. (sm)
Previous
Next Post »