Aku dan Klipingku

https://sarungpreneur.com
SEBELUM pergi aku berpamitan kepada ibu dan ayah seraya mencium tangan mereka. “Assalamu’alaikum,” kuucapkan salam, pertanda aku akan segera pergi. Kemudian mereka pun menjawabnya dengan serentak ucapan salamku.
***
Ku langkahkan kakiku menuju suatu tempat yang tak jauh dari tempat tinggalku. Aku ingin menuju rumah baca “Cinta Buku”, sebuah perpustakaan kecil yang dikelola oleh sekelompok pemuda yang tergabung dalam karang taruna didesaku. Rumah baca itu beberapa waktu lalu baru saja diresmikan oleh seorang petinggi setempat.

Semenjak berdirinya tempat itu, kini aku merasa senang. Untuk mengisi waktu senggang aku sering datang kesana untuk membaca ataupun meminjam buku dan dibawa pulang.

Pagi ini, ada yang lain di rumah baca. Biasanya, aktivitas yang dilakukan adalah hanya kunjungan dari masyarakat untuk membaca buku. Sementara, hari ini ada aktivitas yang menurutku belum pernah ku mengetahuinya. Yakni, kakak-kakak pengelola mengadakan lomba kliping edukatif. Bagiku kegiatan tersebut belum pernah aku jumpai di sekolah. Akhirnya, kuputuskan untuk mengikuti lomba tersebut sekadar untuk menambah pengalaman.

Meski belum paham, aku hanya menuruti ketentuan yang telah dibuat oleh kakak-kakak panitia. Didalam tas punggung yang ku gendong terdapat pena, penggaris, gunting dan lem. Hanya peralatan itu yang wajib dibawa ketika aku mendaftar mengikuti perlombaan itu.

Sampailah aku di rumah baca. Sementara peserta yang lain sudah memadati pelataran perpustakaan mini itu. Ku lihat jam yang menempel ditanganku telah menunjukkan pukul 07.50. Sepuluh menit mendatang kegiatan perlombaan akan segera dimulai.

Kulihat kakak panitia telah mengajak aku dan teman-teman untuk berkumpul sejenak seraya mendengarkan studi singkat tentang pembuatan kliping.
***
“Adik-adik pagi ini kita akan mengadakan lomba kliping. Kira-kira adik-adik sudah tahu belum kliping itu apa?” kata kak Zaki kepada para peserta. Dengan lugu dan peserta menjawab, “belum tahu.” Termasuk aku, juga mengungkapkan ketidaktahuanku.

Kak Zaki melanjutkan pembicaraannya. “Kliping adalah pendokumentasian yang diambil dari media cetak seperti majalah maupun koran,” Jelasnya seraya menunjukkan contoh kliping yang ada ditangan kanannya.

Kuperhatikan contoh kliping yang dibawa oleh kak Zaki. Dibagian sebelah kiri paling atas tertulis kop "Kliping Rumah Baca 'Cinta Buku'.” Sesuai perintah kakak yang bekerja di media online itu, aku pun menuliskannya di buku tulisku agar tidak lupa. Sementara, disebelah kanan kliping dibubuhkan secara berurutan kebawah "Tema, Sumber, Rubrik serta Tanggal."

“Sudah paham adik-adik? Kalau belum paham nanti pada saat perlombaan bisa bertanya lagi kepada kakak panitia,” tambah kak Zaki.

Kakak panitia membagikan kertas folio dan koran bekas kepada seluruh peserta, termasuk kepadaku.
***
Perlombaan pun telah dimulai. Ku bolak-balik koran bekas yang telah kuterima. Begitu pula dengan teman-teman yang lain. Pada tengah perlombaan aku merasa ada yang janggal untuk pemberian tema pada kliping yang kubuat. Kudapati artikel tentang candi borobudur. Akan tetapi aku masih bingung penamaan tema artikel tersebut. Akhirnya, kuberanikan diri untuk bertanya kepada kakak panitia.

“Kak, artikel ini temanya apa,” tanyaku kepada mbak Yani, salah satu panitia lomba. Mbak Yani tidak langsung memberikan jawabannya akan tetapi memberikan beberapa pilihan tema seperti: pendidikan, sosial, seni, budaya, ekonomi, hukum, agama, politik, teknologi dan pemerintahan.

Mbak Yani pun meminta aku untuk membaca lagi artikel tersebut seraya memilih salah satu kategori tema yang ada. Beberapa menit kemudian aku menjawab, “Budaya.” Mbak Yani, seorang guru SD ini pun membenarkan jawabanku.

Tak beda dengan teman-teman yang lain. Mereka pun juga melontarkan pertanyaan kepada kakak panitia jika menemukan kesulitan.

Setelah menemukan jawabannya, kugunting artikel tersebut dengan rapi. Lalu, kutempelkan diatas kertas folio dan kulengkapi identitas kliping sesuai dengan ketentuan yang telah disebutkan. Mulai kop kliping, tema, sumber, rubrik dan tanggal. Tak lupa kububuhi, bingkai berupa berupa bunga disekitar tulisan untuk memperindah tampilan.

Lima menit berikutnya, lomba akan segera berakhir. Setelah usai kukumpulkan hasil karyaku kepada kakak panitia. Lima menit telah berlalu berarti seluruh peserta harus mengumpulkan hasil karyanya.
***
Proses penjurian telah usai. Tibalah saatnya waktu yang dinanti-nanti yakni pengumuman hasil pemenang lomba. Sebelum pengumuman kak Zaki menyampaikan pesannya kepada peserta.

“Suatu saat kliping-kliping yang telah kalian buat akan bermanfaat pada lima atau sepuluh tahun yang akan datang,” begitu pesan kak Zaki. Kak Zaki menambahkan agar majalah dan koran bekas yang ada rumah, sebelum dibuang terlebih dahulu dibuat menjadi sebuah kliping pribadi.

Saat-saat yang dinanti telah tiba. Mbak Yani pun membacakan hasil penjurian. Secara berurutan dia menyebut juara dari mulai dari nomor tiga. Juara III diraih oleh Tika Pratiwi dari SDIT Al-ihsan 02. Sementara, juara II atas nama Ilham Firmansyah dari SD Negeri Budi Luhur.

“Adapun juara I diraih oleh Dwi Septiyani dari SD Purnama 02,” sebut mbak Yani disambut tepuk tangan meriah oleh seluruh peserta.

Mendengar nama itu aku pun bahagia karena telah berhasil meraih juara pertama. Kak Ari, pengelola rumah baca yang memberikan penghargaan kepada pemenang berupa piala, piagam maupun bingkisan.
***
Aku berjalan pulang menuju kerumah. Dalam perjalanan aku berpikir bahwa aku telah mendapatkan sebuah pengalaman berharga. Koran atau majalah bekas tidak semestinya dibuang begitu saja. Namun sebelum dibuang, alangkah baiknya jika dijadikan kliping terlebih dahulu.

Sesampainya di rumah kucium tangan kedua orang tuaku. Kubercerita tentang penghargaan yang kuperoleh dari lomba yang baru saja kuikuti. Mereka bahagia dan memelukku bangga. (sm)

Dipublikasikan : Yunior, Suara Merdeka, 14 Juni 2009
Previous
Next Post »