Kliping

Membiarkan koran bekas berceceran sama artinya dengan memenggal ritus sejarah dimasa yang akan datang. Apalagi koran yang usai dibaca tersebut dijual murah-murah dan menjadikannya bungkus kacang dan sego (nasi) kucing juga berarti memutus mata rantai sejarah peradaban masa kini. Hal tersebut direspon secara apik oleh pengelola taman baca “Praja Muda” Margoyoso Kalinyamatan Jepara dengan menggelar “Lomba Kliping Edukatif 2009” yang dilaksanakan Minggu (24/5) lalu.

Lomba Kliping yang diikuti lima puluhan peserta dari pelajar SD/ SMP/ SMA ini cukup menarik minat mereka. Peserta hanya cukup mengambil lima tulisan dari koran yang sediakan oleh panitia kemudian memberi identitas lengkap mulai kop kliping, topik, sumber, rubrik, dan tanggal.

Jangan pernah menganggap remeh meski hanya sekadar lomba kliping yakni menempelkan guntingan koran dan menempelkannya diatas kertas warna
putih. Boleh dikata jika setiap peserta membuat lima kliping dan jumlahnya ada lima puluh peserta maka telah terkumpul 250 lembar kliping.

Referensi Masa Depan
Kliping yang telah diklasifikasikan sesuai dengan kategorinya (Pendidikan, Sosial, Seni, Budaya, Ekonomi, Hukum, Religi, Politik, Teknologi, dan Pemerintahan) beberapa tahun yang akan datang masih layak sebagai sebuah referensi (acuan) anak cucu dimasa berikutnya. Mudahnya anak cucu nantinya masih bisa mempelajari dan mengkaji peristiwa yang telah terjadi pada masa silam.

Apalagi, menurut hemat penulis perhatian lembaga pendidikan terhadap kliping belum mendapatkan tempat yang layak.
Imbasnya, manuskrip murah dan mahalangka ini hanya sekedar paham ditelinga akan tetapi belum tentu para pelajar mengetahui akan pembuatannya dan manfaatnya dimasa yang akan datang.

Nah, tentunya niat baik pengelola taman baca “Praja Muda” dalam rangka menyelamatkan eksistensi kliping seharusnya mendapatkan apresiasi dari pemerintah maupun lembaga pendidikan. Jika tidak, semestinya perlu ditiru organisasi atau lembaga yang lain. Siapapun diri kita entah pelajar, mahasiswa, guru, dosen, pejabat maupun rakyat jelata sudah semestinya memilki kliping sebagai dokumentasi pribadi.

Jangan pernah membuang atau menjual murah-murah koran yang kita miliki. Sebelum barang sepele tersebut menjadi barang yang tak berharga lagi alangkah afdolnya jika di kliping terlebih dahulu. Barangkali, saat ini kita belum menganggap berharga kumpulan kliping tersebut. Akan tetapi, siapa sangka jika beberapa tahun mendatang malah berharga bagi anak cucu kita. Sehingga, jangan pernah mengabaikan kliping, sebuah manuskrip murah dan mahalangka ini. Begitu. (Syaiful Mustaqim)
Previous
Next Post »