Kampung Kauman Tinggal Kenangan

SEBAGAIMANA diwartakan Dr Bosch (1930) dalam buku Oudheidkundig Verslag, munculnya kampung Kauman di Jepara pada masa pemerintahan Ratu Kalinyamat dan telah ada tempat yang diberi nama Kriyan, Pacinan, Kauman, dan Sitihinggil. Ini berarti di kota ukir sebelum masuknya pemerintahan kolonialisme Belanda, sudah terdapat pemukiman dari berbagai satuan komunitas.

Kampung Kauman identik dengan masyarakat Muslim. Asal mulanya berkenaan dengan perkembangan Islam yang tersebar di beberapa kota di Jawa. Sehingga, kampung Kauman telah tersebar di wilayah pesisir semisal Semarang, Demak, Kudus, Jepara, Pati, dan di kota lain.

Di Pesisir Utara Jawa, Kampung Kauman menandai pembentukan tempat tinggal di tengah kota bebarengan dengan permukiman lain semisal kampung Cina, Arab, dan Melayu.

Di Jepara, keberadaan kampung Kauman bersamaan dengan berdirinya masjid besar yang dibangun Sultan Hadlirin (1549). Oleh Sultan Hadlirin, pembangunan Kampung Kauman bertujuan sebagai tempat tinggal ahli agama Islam dan letaknya di sekitar masjid besar.

Kini, masjid Kauman di kenal dengan Masjid Agung Baitul Makmur Jepara yang berada di sekitar alun-alun dekat pusat pemerintahan. Letaknya, dikelilingi ruas jalan lokal primer dengan lebar kira-kira enam meter. Di tengah kampung ini juga terdapat jalan lokal sekunder yang bisa dilalui dua arah yang berlawanan. Sedangkan, di utara batas alun-alun dan kawasan perdagangan, sebelah barat dibatasi oleh Jalan Veteran, dan Jalan Kartini berada di sebelah timur.

Sayangnya, seiring perkembangan arus pengap globalisasi dan kejamnya teknologi kini seluruh tempat tinggal di ruas jalan lokal di sekitar kampung Kauman mengalami perubahan drastis dan alih fungsi. Hal itu bisa disaksikan di Jalan Dr Sutomo berdiri bangunan hotel, Jalan Veteran dibangun toko swalayan, Jalan Kartini berdiri galeri lukisan, dan rumah makan.

Parahnya, di Jalan Diponegoro dipenuhi area pertokoan, bangunan kelenteng, dan bioskop tahun 1950. Sebelah utara Kampung Kauman kini terdapat dua langgar, satu madrasah (sekolah), bengkel dan show room penjualan perabotan ukir khas Jepara.

Meskipun ada, seolah warisan kampung Kauman di Jepara hanya tinggal kenangan sebab jikalau ada yang tergolong masih asli bisa dihitung dengan jari. Hunian itu berbentuk sebagimana rumah tradisional Jawa di pesisir utara dengan bentuk atap limasan dan joglo yang memakai hiasan pada ujung atapnya.

Selain itu, kelompok penduduk asli kampung Kauman tak lagi dominan. Hal ini disebabkan pengaruh ekonomi, percampuran budaya, hubungan perkawinan, dan perkembangan kota yang cenderungan merubah karakter masyarakat. Kampung Kauman benar-benar tinggal kenangan, meski demikian hubungan birokrasi dan warga setempat berkenaan dengan tatanan dan norma masyarakat Islami masih tetap dipertahankan hingga sekarang. [Syaiful Mustaqim]
Previous
Next Post »

2 komentar

Click here for komentar
Anonim
admin
14 April 2009 pukul 18.23 ×

Distributor Produk Kesehatan
Jl. Tanah Abang Gg II No. 20 Kauman Rt 02/04 Jepara Jawa Tengah 59417
Telp/Hp : 0291 3361242 / 081 390 424 868
Email : kang_ulajpr@yahoo.com

Reply
avatar
admin
admin
17 Januari 2011 pukul 15.40 ×

fardepre: makasih buat inponya...

Reply
avatar