 |
| Perpustakaan mini sediakan bacaan gratis. |
Beberapa waktu lalu tepatnya Jum’at (17/1/2025) sore sepulang mengantarkan teman kulakan jam dinding ke Pasar Kliwon Kudus, mampir Asharan di Masjid Nurul Islam Desa Kedungdowo Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Kudus.
Selepas Asharan sekira pukul 17.00 WIB saya mampir di sebelah utara
masjid yakni Area Ramah Anak. Di Masjid yang bernaung di bawah Lembaga Takmir
Masjid Nahdlatul Ulama (LTMNU) Ranting Kedungdowo tersebut terdapat tempat
duduk, perpustakaan mini, aquarium, dan mainan anak.
Saya sejenak membaca koleksi buku yang ada di perpustakaan mini
tersebut. Ohya, sebelum datang, ada seorang bapak-bapak yang terlebih dahulu datang
di lokasi tersebut dan membaca koleksi buku yang ada.
 |
| Area bermain untuk anak-anak. |
Saat saya sudah di lokasi juga ada seorang ibu yang mampir yang sekadar
untuk duduk di kursi, kemudian melanjutkan menunaikan Asharan.
Untuk menuju ke masjid ini lokasinya cukup strategis. Dari arah Jepara
Kudus lokasi masjid berada di kanan jalan, dan di depan masjid ada lapangan.
Beberapa kali saya mampir di masjid tersebut memang terbilang ramai, karena
area parkir lumayan luas sehingga membuat nyaman para pendatang yang ingin
menunaikan salat.
Di samping itu saya sebagai pegiat Taman Bacaan Masyarakat (TBM)
menganggap penting lokasi tersebut. Pertama, area anak adalah ruang tunggu.
Lokasi tersebut bisa dijadikan tempat untuk menunggu saudara, suami, istri
bergantian salat.
 |
| Aquarium berisi ikan hias. |
Kedua, wahana literasi. Sebagai sebagai sarana untuk menunggu, tempat
ini juga cocok untuk sumber literasi misalnya dengan menyediakan bahan bacaan
gratis. Buku-buku yang ada di perpustakaan bisa dijadikan bahan bacaan orang
tua, juga kepada remaja, dan anak-anak yang mampir di ruang tersebut.
Ketiga, arena bermain anak. Sesuai namanya, area ramah anak, maka
tempat itu bisa dijadikan sebagai tempat untuk bermain anak-anak sembari
mengenalkan anak-anak semakin dengan dekat masjid. Semoga, area-area serupa
yang ada di masjid semakin menjamur. Amiin. (Syaiful Mustaqim)
This is dummy text. It is not meant to be read. Accordingly, it is difficult to figure out when to end it. But then, this is dummy text. It is not meant to be read. Period.
Related Post
Kisah Kiai yang Menggenggam Kacang di Tangannya
Foto sekadar ilustrasi. (Foto: id.upost.info)
Suatu senja di akhir pekan, Ahad (9/5/2019) saya 
Selamat Harlah NU
Jalan pemuda tak seperti biasa. Sebelum pukul 07.00 ratusan warga sudah berjajar di depan gedun
5 Pengalaman Unik Jadi Narasumber di MA Qudsiyah KudusSaat menyampaikan materi kepada peserta. (dok. panitia)Menjadi narasumber pelatihan menulis di madr
Nasib Beruntung “Bobi Berhenti Mencontek”“Mas
Syaiful, tulisannya Bobi Berhenti Mencontek sudah saya muat di Majalah Anak
Cerdas ya,” begitu
ConversionConversion EmoticonEmoticon