![]() |
Jualan online. (Foto: http://panduanim.com) |
Dalam Islam ada beragam cara dan manfaat kebaikan berbagi, bahkan salah satunya masuk dalam rukun Islam yakni membayar zakat. Selain kewajiban berzakat kita (umat Islam) juga dianjurkan untuk berinfak dan bersedekah.
Berkait dengan kewajiban maupun anjuran kebaikan berbagi ada salah satu anjuran yang saya praktikkan mulai dari diri sendiri yakni sedekah yang spesifik saya tuangkan dalam donasi pendidikan.
Pada Juni 2018 silam, di salah satu marketplace jual beli online yang saya kelola, saya bubuhkan maklumat (pengumuman) yang kalimatnya berbunyi seperti ini; MAKLUMAT! Pelanggan terhormat, mulai Juni 2018, keuntungan penjualan Rp. 1.000 - 5.000 per transkasi akan Kami donasikan untuk membantu siswa yatim yang masih menempuh studi. Terima kasih!
Pengumuman tersebut saya cantumkan di marketplace tujuannya agar tidak lupa kalau sudah beriktikad berbagi. Kedua, saya membikin donasi tersebut karena terinspirasi dari minimarket yang program menyisihkan uang Rp.100-200,- dari pembelian pelanggan untuk didonasikan melalui lembaga filantropi yang ditunjuk. Uang recehan itu jika dikumpulkan se-Indonesia tentu akan berjumlah jutaan hingga miliaran rupiah.
Terinspirasi dari program tersebut akhirnya saya pun tertarik menggerakannya dimulai dari pribadi saya sendiri. Agar donasi 1.000 – 5.000 tidak lupa nominalnya, saya tulis di nota penjualan bagian bawah. Adapun cara saya menyisihkan untuk donasi tergantung dengan keuntungan yang saya peroleh.
Jika sudah terkumpul saya hitung sesuai yang tertuang di dalam nota penjualan. Setelah itu saya menghubungi teman-teman yang kebetulan mengajar di lembaga pendidikan. Donasi kali pertama yang terkumpul di buku diary saya sejumlah Rp100.000. Saya pun kemudian menghubungi salah satu guru tempat saya sekolah di madrasah Aliyah (setara SMA) dulu.
Guru yang saya hubungi itu pun menerima dengan senang hati maksud dan tujuan saya. “Assalamu’alaikum, Bu, saya mau titip Rp100.000 untuk bayar syahriyah (SPP, red) anak didik Anda yang berstatus yatim. Uang ini saya peroleh dari menyisihkan 1.000 – 5.000 hasil penjualan online saya. Semoga diterima!”
“Ya, Pak, terima kasih. Barakallah.” Begitu jawab Bu Guru yang saya japri yang saat itu masih menjabat sebagai Wakil Kepala Madrasah bagian kesiswaan.
Ibu guru tersebut malah berinisiatif untuk mempertemukan saya dengan murid yang saya beri donasi tersebut. Tetapi saya menolak dan saya pasrahkan kepada guru tersebut saja.
Bermula dari donasi tersebut pada 20/10/2018 Alhamdulillah bisa berlangsung sampai sekarang ini. Jumlah donasi yang saya keluarkan memang berdasar pembayaran syahriyah (SPP) di sekolah maupun madrasah yang saya tuju. Adapun yang saya kasih donasi dari TK, TPQ, Madin, MI, MTs, MA, bimbel, dan lembaga atau yayasan yang konsen dalam bidang pendidikan.
Setahun berlangsung program tersebut kurun Juni 2018-Juni 2019 memang belum bisa mengumpulkan banyak nominal yang terkumpul. Meski demikian Alhamdulillah pada Juni 2019 lalu Alhamdulillah donasi yang terkumpul berjumlah Rp385.000.
Tetap berdonasi di tengah pandemi
Juni 2020 mendatang merupakan 2 tahun berjalannya program donasi yang saya kasih nama Smart Peduli. Smart Center adalah nama toko yang saya kelola. Mulanya saya mengelola toko offline di tempat kelahiran saya selama 2 tahun. Waktu itu berjalan lancar. Kemudian 4 tahunan ini 2016-2020 semenjak berdomisili di rumah mertua toko yang pernah dirintis oleh almarhumah ibu saya itu kemudian vakum.
Setelah berdomisili di rumah mertua saya pun beralih untuk menekuni jualan online. Smart Pustaka adalah toko online yang khusus berjualan buku umum maupun buku agama. Sedangkan Smart Online Shop berisi jualan yang bukan buku. Jenisnya banyak macamnya yang saya jual.
Secara pribadi, pandemi Covid-19 memang berdampak pada dunia perekonomian. Termasuk saya yang mengalami hal tersebut. Karena barang-barang yang jual bukan merupakan kebutuhan pokok sehingga pembeli di musim pandemi semakin sepi.
Saya pun terus berikhtiar untuk terus berjualan dan kontinyu menyisihkan hasil penjualan untuk donasi pendidikan demi kebaikan berbagi. Semoga bermanfaat! (Syaiful Mustaqim)
Berkait dengan kewajiban maupun anjuran kebaikan berbagi ada salah satu anjuran yang saya praktikkan mulai dari diri sendiri yakni sedekah yang spesifik saya tuangkan dalam donasi pendidikan.
Pada Juni 2018 silam, di salah satu marketplace jual beli online yang saya kelola, saya bubuhkan maklumat (pengumuman) yang kalimatnya berbunyi seperti ini; MAKLUMAT! Pelanggan terhormat, mulai Juni 2018, keuntungan penjualan Rp. 1.000 - 5.000 per transkasi akan Kami donasikan untuk membantu siswa yatim yang masih menempuh studi. Terima kasih!
Pengumuman tersebut saya cantumkan di marketplace tujuannya agar tidak lupa kalau sudah beriktikad berbagi. Kedua, saya membikin donasi tersebut karena terinspirasi dari minimarket yang program menyisihkan uang Rp.100-200,- dari pembelian pelanggan untuk didonasikan melalui lembaga filantropi yang ditunjuk. Uang recehan itu jika dikumpulkan se-Indonesia tentu akan berjumlah jutaan hingga miliaran rupiah.
Terinspirasi dari program tersebut akhirnya saya pun tertarik menggerakannya dimulai dari pribadi saya sendiri. Agar donasi 1.000 – 5.000 tidak lupa nominalnya, saya tulis di nota penjualan bagian bawah. Adapun cara saya menyisihkan untuk donasi tergantung dengan keuntungan yang saya peroleh.
Jika sudah terkumpul saya hitung sesuai yang tertuang di dalam nota penjualan. Setelah itu saya menghubungi teman-teman yang kebetulan mengajar di lembaga pendidikan. Donasi kali pertama yang terkumpul di buku diary saya sejumlah Rp100.000. Saya pun kemudian menghubungi salah satu guru tempat saya sekolah di madrasah Aliyah (setara SMA) dulu.
Guru yang saya hubungi itu pun menerima dengan senang hati maksud dan tujuan saya. “Assalamu’alaikum, Bu, saya mau titip Rp100.000 untuk bayar syahriyah (SPP, red) anak didik Anda yang berstatus yatim. Uang ini saya peroleh dari menyisihkan 1.000 – 5.000 hasil penjualan online saya. Semoga diterima!”
“Ya, Pak, terima kasih. Barakallah.” Begitu jawab Bu Guru yang saya japri yang saat itu masih menjabat sebagai Wakil Kepala Madrasah bagian kesiswaan.
Ibu guru tersebut malah berinisiatif untuk mempertemukan saya dengan murid yang saya beri donasi tersebut. Tetapi saya menolak dan saya pasrahkan kepada guru tersebut saja.
Bermula dari donasi tersebut pada 20/10/2018 Alhamdulillah bisa berlangsung sampai sekarang ini. Jumlah donasi yang saya keluarkan memang berdasar pembayaran syahriyah (SPP) di sekolah maupun madrasah yang saya tuju. Adapun yang saya kasih donasi dari TK, TPQ, Madin, MI, MTs, MA, bimbel, dan lembaga atau yayasan yang konsen dalam bidang pendidikan.
Setahun berlangsung program tersebut kurun Juni 2018-Juni 2019 memang belum bisa mengumpulkan banyak nominal yang terkumpul. Meski demikian Alhamdulillah pada Juni 2019 lalu Alhamdulillah donasi yang terkumpul berjumlah Rp385.000.
Tetap berdonasi di tengah pandemi
Juni 2020 mendatang merupakan 2 tahun berjalannya program donasi yang saya kasih nama Smart Peduli. Smart Center adalah nama toko yang saya kelola. Mulanya saya mengelola toko offline di tempat kelahiran saya selama 2 tahun. Waktu itu berjalan lancar. Kemudian 4 tahunan ini 2016-2020 semenjak berdomisili di rumah mertua toko yang pernah dirintis oleh almarhumah ibu saya itu kemudian vakum.
Setelah berdomisili di rumah mertua saya pun beralih untuk menekuni jualan online. Smart Pustaka adalah toko online yang khusus berjualan buku umum maupun buku agama. Sedangkan Smart Online Shop berisi jualan yang bukan buku. Jenisnya banyak macamnya yang saya jual.
Secara pribadi, pandemi Covid-19 memang berdampak pada dunia perekonomian. Termasuk saya yang mengalami hal tersebut. Karena barang-barang yang jual bukan merupakan kebutuhan pokok sehingga pembeli di musim pandemi semakin sepi.
Saya pun terus berikhtiar untuk terus berjualan dan kontinyu menyisihkan hasil penjualan untuk donasi pendidikan demi kebaikan berbagi. Semoga bermanfaat! (Syaiful Mustaqim)
“Tulisan ini diikutsertakan dalam Lomba Blog Menebar Kebaikan yang diselenggarakan oleh Dompet Dhuafa”
ConversionConversion EmoticonEmoticon