Wali Sampang dan “Penampakan Kuda Putih”

Ndalem KH Hasanuddin, Pengasuh Pondok.
Di sela-sela mamitke 4 anak SMK Az Zahra Mlonggo Jepara yang Praktik Kerja Lapangan (PKL) di Batik TV Pekalongan dan mukim di pesantrennya KH Hasanuddin, Senin (4/2/2019) saya penasaran dengan nama pesantrennya “Wali Sampang”.

Dari interview sejenak dengan kiai muda ini, beliau bercerita tentang Wali Sampang. Menurut penuturannya Wali Sampang bernama lengkap Abdullah Syamsuddin Alhadrami dari Sampang Madura. Hanya info itu saja yang saya terima dari kiai. Sebab Syekh Syamsuddin datang ke Pekalongan tidak diketahui tahunnya.  

Di samping itu, beliau juga bercerita tahun 1980an saat merintis pesantren bersama ayahnya. Pesantren yang berada di Gang Sampangan 5 Kota Pekalongan ini dinamai Pesantren “Wali Sampang”. Ada beragam cerita unik.

Setiap malam Jumat Kliwon tiba, ada warga di sekitar pondok yang melihat ada penampakan kuda putih melewati pesantren. Ketika kuda berjalan ke barat kemudian menghilang. Cerita lain juga datang dari Pak Haji Azali. Menurut pengakuannya saat penampakan itu diamati dengan saksama lambat laun menghilang. 

Pintu masuk menuju makam Wali Sampang.
Kiai Hasanuddin juga bercerita, tamu abah yang seorang habaib ingin silaturrahim ke pesantren Wali Sampang. Saat melewati pesantren juga menyaksikan seorang berjubah putih, berjenggot, dan menaiki kuda putih.

Dengan kejadian-kejadian itu akhirnya pihak pengasuh berinisiatif untuk mengganti nama pondok. Sehingga pesantren pada tahun 1996 bernama Pondok Pesantren Putra – Putri Al-Masyhad Mambaul Falah “Wali Sampang”. Al-Masyhad adalah nama simbah Kiai Hasanuddin. Sedangkan Mambaul Falah merupakan gabungan 2 pesantren tempat beliau mengenyam pendidikan di Kabupaten Pati. Yakni Pesantren Mambaul Ulum asuhan Kiai Hasir dan Mathaliul Falah yang diasuh KH Sahal Mahfudz. Sontak saat pesantren berganti nama penampakan-penampakan kuda putih sudah tidak nampak lagi.  

Kiai Hasanuddin bersama santri sebagai penghormatan untuk Syekh Syamsuddin setiap Jum’at Kliwon tiba berziarah ke makam Wali Sampang. Perlu diketahui makam Wali Sampang hanya berupa gundukan tanah, letaknya berada di rumah besar milik seorang China. Pemilik rumah dengan tembok besar ini mengakui keberadaan tokoh tersebut sehingga menjaganya sampai sekarang.

Sampangan Gang 5 Kota Pekalongan.
Para santri yang rutin menziarahi Wali Sampang oleh pemilik rumah diizinkannya dengan senang hati. Pernah suatu ketika ada tamu dari Jawa Timur yang dipesan untuk ziarah ke tujuh wali, salah satunya Wali Sampang. Pemilik warung makan yang lokasinya dengan pesantren, jika ditanya, termasuk saya yang bertanya dengan tegas menjawab,”Wali Sampang tepatnya di belakang warung. Untuk memasuki rumah itu bisa melewati pintu dan terlebih dahulu izin dengan pemilik rumah.”

Orang China mengakui jika Wali Sampang itu ada. Kiai di Pekalongan ada yang percaya ada ada pula yang percaya tidak ada. “Abah saya, KH Subchi meyakininya ada,” pungkasnya.

"Ila ruhi Wali Sampang, al-fatihah." (sm)

=========
Tulisan ini bersumber langsung dari KH Hasanuddin, pengasuh Pesantren Al-Masyhad Mambaul Falah Kota Pekalongan. Wawancara saya lakukan didampingi Pak Amin (guru SMK Az Zahra) dan 4 anak, pada Senin (4/2/2019). InsyaAllah tulisan itu sudah mendapat Kiai Hasanuddin untuk dipublikasikan.   
Previous
Next Post »