Membumikan Tradisi Silaturahmi

Dalam setahun, perilaku siswa terhadap guru tentu tidak lepas dari berbagai kesalahan entah kehilafan itu disengaja maupun tidak. Apalagi jika kita menyaksikan kondisi kekinian, moralitas remaja yang kian hari kian menurun drastis; tata karma, unggah-ungguh, rasa menghormati kepada yang lebih tua semakin tidak nampak. Hal itu jelas berbeda dengan zaman silam, ketika siswa mencium tangan guru saat bertemu, menuruti apa yang diperintahkannya hingga berbahasa krama saat bercakap-cakap dengan mereka.

Namun, kondisi itu kini kian luntur; guru dianggap sebagai teman sebaya. Hingga dalam perbincangan tidak ada bedanya mana yang tua mana yang muda, semua dianggap sama. Perintah dan larangan guru bagaikan angin lalu dan seterusnya. Melihat kondisi yang kian memprihatinkan itu, momentum Idul Fitri mesti dimanfaatkan untuk wahana silaturahmi.

Silaturahmi merupakan tradisi anjangsana yang muda kepada yang lebih tua. Anak kepada orang tua, santri kepada kyai dan siswa kepada guru. Hal itu merupakan wujud ungkapan ngaku lepat (kupat), mengaku bahwasanya pada diri seseorang tidak lepas dari kesalahan. Seorang anak tentu pernah membantah ketika diperintah bapak serta ibunya. Begitu juga dengan santri yang tidak sengaja menggunjingkan kyai. Apalagi siswa barangkali pernah menorehkan luka kepada guru-gurunya.
Membumikan
Tradisi silaturahmi kepada guru saat hari raya perlu dilestarikan. Aktivitas itu bisa dilakukan secara individu maupun ramai-ramai (berjamaah). Untuk yang sendirian, bisa berangkat dengan tujuan guru yang diinginkannya. Sedangkan yang ramai-ramai bisa dikoordinir oleh ketua kelas. Selama sehari, para guru sesuai yang telah dijadwalkan dikunjungi.

Dengan tradisi itu, perwujudan maaf siswa kepada guru telah dititahkan. Pastinya, guru dengan lapang dada akan memaafkan. Pasca hari raya, siswa kembali tanpa dosa laiknya bayi yang baru saja lahir. Silaturahmi pula sesuai dengan yang disabdakan Nabi akan dilapangkan rizkinya maupun dipanjangkan umurnya oleh Allah SWT.

Oleh karenanya, tradisi silaturahmi perlu dilestarikan. Meski dalam setiap tahun hanya dilaksanakan sekali bebarengan dengan momentum Idul Fitri harapannya bisa meminimanilisir moralitas peserta didik yang semakin menurun drastis. Semoga!
(sm)
Previous
Next Post »