Ilustrasi : google. |
Oleh Syaiful Mustaqim
Saat berkunjung di salah satu posko Kuliah Kerja Nyata (KKN) teman di kabupaten Batang, Jawa Tengah beberapa waktu lalu saya menemukan hal yang unik. Menurut, seorang pengurus Remaja Masjid setempat religiositas (keagamaan) warga di salah satu desa di kabupaten tersebut sangatlah kental sekali. Baik untuk rutinitas kegiatan kegamaan mulai anak-anak, muda-mudi hingga kalangan dewasa.
Masjid sebagai pusat kegiatan keagamaan selalu ramai. Baik untuk mengaji al-Qur’an, kajian kitab-kitab klasik maupun aktivitas keagamaan yang lain. Hebohnya, pada sebuah majlis taklim yang diikuti oleh anggota Remaja Masjid mencapai angka ratusan anak muda. Hal itu tentu menjadi sesuatu yang luar biasa.
Telusur punya telusur ternyata kesungguhan penduduk kampung mendekatkan diri kepada sang Khalik bukan tanpa sebab. Batang sebagai salah satu daerah Pantura memang menjadi jalan utama pengemudi kendaraan besar semisal truk. Karena para pengemudi harus menempuh jarak yang jauh maka butuh tempat beristirahat jikalau mengalami kecapaian.
Untuk mengobati kecapain para sopir butuh pula kepuasaan seksual. Hal itu dibuktikan dengan melakukan esek-esek dengan pekerja seks di lokalisasi. Adapun lokalisasi tersebut berada hampir di setiap kecamatan di kabupaten tersebut. Demikian diungkapkan seorang teman yang enggan disebutkan namanya.
Berdasar latar belakang tersebut sehingga, tidak salah jika warga setempat bertambah kokoh keimananannya karena setelah pukul 21.00 lokalisasi legal yang tak jauh dari kampung yang saya singgahi mulai beroperasi. Suara musik yang berasal dari sarang prostitusi tersebut menggema dengan sangat kerasnya.
Ketika malam tiba, nuansa keagamaan memang sangat kental di kampung itu. nuansa bejat para lelaki hidung belang yang hanya memuaskan syahwat pun tidak kalah kentalnya. Namun saat pagi hari menjelang nuansa religi maupun prostitusi tidak nampak kembali. Begitulah yang terjadi disana.
ConversionConversion EmoticonEmoticon