Oleh Syaiful Mustaqim
DI kabupaten Jepara tepatnya desa Sendang kecamatan Kalinyamatan terdapat makam mantan para Bupati akhir era kerajaan Mataram dan awal masa rezim Hindia Belanda yakni Adipati Tjitrosomo. Sayang, keagungan serta jasa besarnya diabaikan oleh sebagian khalayak; terbukti beberapa kali penulis menanyakan pada warga sekitar ataupun penduduk kecamatan lain rata-rata jawabannya--tidak tahu menahu keberadaannya apalagi historisnya.
Padahal, persis didepan masjid agung Baiturrohman desa Purwogondo terpampang papan nama sebagai petunjuk menuju lokasi makam. Papan itu tertulis: Makam Adipati Tjitrosomo dan Bupati yang pernah bertugas di Jepara tahun 1704-1830. Mestinya, publik Kalinyamatan (pada khususnya) dan Jepara, umumnya mulai menghargai kepahlawanan beliau-beliau. Apalagi situs bersejarah itu secara resmi tercatat di Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala di Prambanan (Klaten).
Mengenang Tjitrosomo
Harian ini, pada Oktober 2003 silam pernah mewartakan Tjitrosomo. Adipati Tjitrosomo I adalah bupati yang memimpin kota ukir tahun 1745-1778. Tjitrosomo I bernama Ki Wuragil Djiwosuto: putra Ki Karboso Reksodjiwo, Adipati Gedung Kiwo. Ki Wuragil merupakan pengawal setia dari Sultan Agung Mataram. Sebelum bertugas di kabupaten Jepara, dia pernah menggantikan posisi ayahnya sebagai Adipati di Gedung Kiwo.
Alkisah, pada suatu saat terjadi huru-hara dengan penjajah Belanda. Sosok Ki Wuragil adalah orang yang sanggup memimpin para adipati di pesisir utara Jawa (mulai Probolinggo hingga Tegal) dan berhasil menumpas ontran-ontran (kekacauan) itu. Atas keberhasilannya itulah dia dianugerahi gelar Bupati Prangwadono.
Selanjutnya, ketika bertugas menjadi adipati Jepara dia mendapat julukan baru: Adipati Tjitrosomo. Upah dari tugasnya itu dihargai dengan lahan seribu jung bertempat di desa Sendang (sekitar 500 meter dari kecamatan Kalinyamatan). Di Sendang, Tjitrosomo I mendirikan tempat peribadatan yakni "Masjid Tjitrosomo" yang dibangun abad ke-18. Karena telah mengalami beberapa kali renovasi kecuali mustaka (puncak), nama masjid pun berubah nama menjadi masjid ”An-Nur”.
Kini, kita hanya bisa mengenangnya. Dibelakang Masjid An-Nur, Adipati Tjitrosomo disemayamkan dengan diapit makam kedua istrinya: putri Amangkurat I dan putri Adipati Soejonopoero. Dari kedua istrinya itu, Adipati Tjitrosomo I memiliki 47 anak (14 putra dan 33 putri). Keturunannya tersebar di provinsi Jawa Tengah dan sekitarnya. Sebagian dari anaknya menjadi adipati termasuk Adipati Tjitrosomo III yang merupakan salah satu putranya.
Selain Tjitrosomo II (yang dimakamkan di desa Bapangan kabupaten Jepara), Adipati Tjitrosomo hingga VII dimakamkan ditempat yang sama. Ayah serta ibunda RA Kartini, Adipati RMAA Sosroningrat dan Mas Ajeng Ngasirah juga disemayamkan didepan serambi bangunan makam Adipati Tjitrosomo I.
Wisata Religi
Beberapa waktu lalu, penulis menyempatkan berkunjung ke masjid dan makam itu. Kondisinya berbeda dengan masjid dan makam Mantingan (peristirahatan terakhir Ratu Kalinyamat dan Sultan Hadirin) di desa Mantingan kecamatan Tahunan.
Makam Mantingan saben kamis malam ramai dikunjungi peziarah. Begitu pula saat buka luwur (ganti kelambu), bulan April. Di kawasan Mantingan pun bisa ditemukan beberapa penjual (bunga, makanan serta pakaian) menjajakan dagangannya. Berbeda dengan kawasan peninggalan Adipati Tjitrosomo yang terkesan sepi laiknya warisan masa silam yang jarang dikunjungi.
Hal itulah yang diamini Abdul Qadir, salah seorang juru kunci makam. Menurutnya, makam itu hanya ramai setiap Jumat (Wage) dan saat Suro (Muharram) tiba. Qadir menuturkan, peziarah yang datang tidak seramai di Mantingan. Penduduk Kalinyamatan dan sekitarnya yang berziarah menurut dia bisa dihitung dengan hitungan jari.
Semestinya, makam peninggalan Adipati Tjitrosomo dijadikan salah satu rujukan wisata religi di kabupaten Jepara. Apalagi letaknya bisa dijangkau dari berbagai arah (Kudus, Demak maupun Semarang). Setelah berhenti dipertigaan Purwogondo lalu kurang lebih ditempuh 500 meter ke arah desa Sendang sampailah di tempat tujuan.
Oleh karena itu, pemerintah kabupaten perlu mengagendakan beberapa hal diantaranya menjadikannya salah satu tujuan wisata. Artinya menjadikannya referensi wisata religi di kota ukir. Mudahnya melalui dinas terkait mempromosikan kawasan itu kepada publik. Selain itu, pemkab perlu bekerjasama dengan peneliti sejarah untuk membukukan kepahlawanan Adipati Tjitrosmo. Melalui buku itu nantinya masyarakat menjadi lebih tahu.
Tentu, bukan hanya tugas pemkab saja melainkan warga desa Sendang khususnya dan kecamatan Kalinyamatan pada umumnya dengan perlu nguri-nguri peninggalan beliau. Yakni dengan menggelar pelbagai ritual sosial-keagamaan yang akan menjadikan masjid dan makam itu makin ramai. Adipati Tjitrosomo memang telah tiada. Kini kita hanya bisa mengenang jasa-jasa baiknya. Meramaikan sisa-sisa peninggalannya dengan laku positif tentu sudah dikategorikan sebagai amal yang mulia. Begitu.
DI kabupaten Jepara tepatnya desa Sendang kecamatan Kalinyamatan terdapat makam mantan para Bupati akhir era kerajaan Mataram dan awal masa rezim Hindia Belanda yakni Adipati Tjitrosomo. Sayang, keagungan serta jasa besarnya diabaikan oleh sebagian khalayak; terbukti beberapa kali penulis menanyakan pada warga sekitar ataupun penduduk kecamatan lain rata-rata jawabannya--tidak tahu menahu keberadaannya apalagi historisnya.
Padahal, persis didepan masjid agung Baiturrohman desa Purwogondo terpampang papan nama sebagai petunjuk menuju lokasi makam. Papan itu tertulis: Makam Adipati Tjitrosomo dan Bupati yang pernah bertugas di Jepara tahun 1704-1830. Mestinya, publik Kalinyamatan (pada khususnya) dan Jepara, umumnya mulai menghargai kepahlawanan beliau-beliau. Apalagi situs bersejarah itu secara resmi tercatat di Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala di Prambanan (Klaten).
Mengenang Tjitrosomo
Harian ini, pada Oktober 2003 silam pernah mewartakan Tjitrosomo. Adipati Tjitrosomo I adalah bupati yang memimpin kota ukir tahun 1745-1778. Tjitrosomo I bernama Ki Wuragil Djiwosuto: putra Ki Karboso Reksodjiwo, Adipati Gedung Kiwo. Ki Wuragil merupakan pengawal setia dari Sultan Agung Mataram. Sebelum bertugas di kabupaten Jepara, dia pernah menggantikan posisi ayahnya sebagai Adipati di Gedung Kiwo.
Alkisah, pada suatu saat terjadi huru-hara dengan penjajah Belanda. Sosok Ki Wuragil adalah orang yang sanggup memimpin para adipati di pesisir utara Jawa (mulai Probolinggo hingga Tegal) dan berhasil menumpas ontran-ontran (kekacauan) itu. Atas keberhasilannya itulah dia dianugerahi gelar Bupati Prangwadono.
Selanjutnya, ketika bertugas menjadi adipati Jepara dia mendapat julukan baru: Adipati Tjitrosomo. Upah dari tugasnya itu dihargai dengan lahan seribu jung bertempat di desa Sendang (sekitar 500 meter dari kecamatan Kalinyamatan). Di Sendang, Tjitrosomo I mendirikan tempat peribadatan yakni "Masjid Tjitrosomo" yang dibangun abad ke-18. Karena telah mengalami beberapa kali renovasi kecuali mustaka (puncak), nama masjid pun berubah nama menjadi masjid ”An-Nur”.
Kini, kita hanya bisa mengenangnya. Dibelakang Masjid An-Nur, Adipati Tjitrosomo disemayamkan dengan diapit makam kedua istrinya: putri Amangkurat I dan putri Adipati Soejonopoero. Dari kedua istrinya itu, Adipati Tjitrosomo I memiliki 47 anak (14 putra dan 33 putri). Keturunannya tersebar di provinsi Jawa Tengah dan sekitarnya. Sebagian dari anaknya menjadi adipati termasuk Adipati Tjitrosomo III yang merupakan salah satu putranya.
Selain Tjitrosomo II (yang dimakamkan di desa Bapangan kabupaten Jepara), Adipati Tjitrosomo hingga VII dimakamkan ditempat yang sama. Ayah serta ibunda RA Kartini, Adipati RMAA Sosroningrat dan Mas Ajeng Ngasirah juga disemayamkan didepan serambi bangunan makam Adipati Tjitrosomo I.
Wisata Religi
Beberapa waktu lalu, penulis menyempatkan berkunjung ke masjid dan makam itu. Kondisinya berbeda dengan masjid dan makam Mantingan (peristirahatan terakhir Ratu Kalinyamat dan Sultan Hadirin) di desa Mantingan kecamatan Tahunan.
Makam Mantingan saben kamis malam ramai dikunjungi peziarah. Begitu pula saat buka luwur (ganti kelambu), bulan April. Di kawasan Mantingan pun bisa ditemukan beberapa penjual (bunga, makanan serta pakaian) menjajakan dagangannya. Berbeda dengan kawasan peninggalan Adipati Tjitrosomo yang terkesan sepi laiknya warisan masa silam yang jarang dikunjungi.
Hal itulah yang diamini Abdul Qadir, salah seorang juru kunci makam. Menurutnya, makam itu hanya ramai setiap Jumat (Wage) dan saat Suro (Muharram) tiba. Qadir menuturkan, peziarah yang datang tidak seramai di Mantingan. Penduduk Kalinyamatan dan sekitarnya yang berziarah menurut dia bisa dihitung dengan hitungan jari.
Semestinya, makam peninggalan Adipati Tjitrosomo dijadikan salah satu rujukan wisata religi di kabupaten Jepara. Apalagi letaknya bisa dijangkau dari berbagai arah (Kudus, Demak maupun Semarang). Setelah berhenti dipertigaan Purwogondo lalu kurang lebih ditempuh 500 meter ke arah desa Sendang sampailah di tempat tujuan.
Oleh karena itu, pemerintah kabupaten perlu mengagendakan beberapa hal diantaranya menjadikannya salah satu tujuan wisata. Artinya menjadikannya referensi wisata religi di kota ukir. Mudahnya melalui dinas terkait mempromosikan kawasan itu kepada publik. Selain itu, pemkab perlu bekerjasama dengan peneliti sejarah untuk membukukan kepahlawanan Adipati Tjitrosmo. Melalui buku itu nantinya masyarakat menjadi lebih tahu.
Tentu, bukan hanya tugas pemkab saja melainkan warga desa Sendang khususnya dan kecamatan Kalinyamatan pada umumnya dengan perlu nguri-nguri peninggalan beliau. Yakni dengan menggelar pelbagai ritual sosial-keagamaan yang akan menjadikan masjid dan makam itu makin ramai. Adipati Tjitrosomo memang telah tiada. Kini kita hanya bisa mengenang jasa-jasa baiknya. Meramaikan sisa-sisa peninggalannya dengan laku positif tentu sudah dikategorikan sebagai amal yang mulia. Begitu.
42 komentar
Click here for komentarassalamu alaikum ww..
Replymas syaiful mustaqim sy sangat tertarik dengan artikelnya tentang upaya mengenang adipati Tjitrosomo..mas bisa sy temui dimana..karena sy ada masukan atau silsilah mengenai Adipati Tjitrosomo.
Ir.H.Gunawan Herdiwanto
jl Ki Penjawi no 14
kel sidorejo lor
kec sidorejo
salatiga 50714
0298313568
0818756804, 085291002972
Saya tertarik dg artikel ini. Bisakah saya mendapatkan silsilah Bupati Tjitrosomo termasuk yg pernah menjadi Bupati Tuban?
ReplyD Josa Widjaja
0811590017 / 081256789999
pak Gunawan karena jarak kita jauh, kita "ketemu" via fb saja pak. Fb saya Syaiful Mustaqim. Trims...
ReplyPak Josa untuk silsilahnya mohon maaf saya tidak punya. Trims...
Replysaya merupakan keturunan dari Tjitrosomo,, kalau memang berminat saya ada silsilah mulai dari Tjitrosomo 1-9
Replykalo boleh tahu dalam bentuk apa pak silsilahnya pak? saya berminat pak.
ReplyUtk silsilah tjtrosomo 1 - 9 bisa kirim info mau sy foyo copy ...klo boleh bisa saya kontak di mana ? Sy iwan 085291002972...bisa sms sy nanti sy hub panjenengan. Nuwun
ReplyMalam juga pak. Tidak ada. Kebetulan makam Tjitrosomo dekat dengan rumah saya.
Replykebetulan saya belum memilikinya bapak.
ReplyAku kesasar di sini Mas Syaiful. hehehehe..... nunut baca & sinau. Kalau ketemu, ceritain tentang ini ya
ReplyAssalamu'alaikum Wr. Wb.
ReplyMas saya punya buku sejarah tertulis seperti ini:
"
Dari kesekian banyak Prajurit terdapat Lima bersaudara dari Keturunan Raja Sultan Agung dari Mataram yang dirahasiakan asal maupun tempat kelahirannya, dengan terpaksa memisahkan diri untuk menyusun kekuatan, strategi pertempuran, pertahanan sesuai dengan bakat maupun kemampuan masing masing,
Adapun lima bersaudara tersebut antara lain :
1. KI AGENG TULUNGAGUNG, nama samaran, yang bertempat di Puncak Gunung Tulungagung yang dikenal oleh orang sekitar dengan Tempat Pertapaan Janoko.
( Menurut keterangan riwayat beliau hilang murco )
2. KI AGENG TUNGGUL WULUNG, memilih tempat untuk menyusun kekuatan, pertahanan dilereng Gunung Patiayam - Pati.
3. KI AGENG SUTO BONDO yang dikenal dengan nama KI AGENG SUTO JIWO dengan tugas menghitung kekuatan jiwa dikawasan Jepara ( Cacah jiwo ) Pusat kekuatan disusun di desa Bondo Kecamatan Mlonggo – Jepara.
( menurut keterangan riwayat beliau hilang murco )
4. KI AGENG CITRA KUSUMA DIJOYO, yang dikenal dengan Kanjeng Bupati Bonjot Jepara.
Karena keagungan beliau dalam pengabdiannya, mendapatkan hadiah puteri sebagai isteri beliau serta diangka sebagai Senopati yang berakhir sebagai Bupati. Menurut Riwayat, hadiah puteri tersebut bernama SEKAR KEDATON dari Mataram.
5. KI AGENG RANTE KENCONO WULUNG yang menyusun kekuatan lahir bathin serta strategi pertahanan di Pekalongan Kecamatan Winong Kabupaten Pati.
"
Saya keturunan dari Ki Ageng Rante Kencono Wulung di Pati. Kalau ada silsilah dan riwayat yang lengkap tentang adipati Citrosomo saya berminat.
saya sebenarnya juga termasuk keturunan tjirosomo, ketika IU ditrawang oleh keturunan sunan demak. mau minta info tentang silsilahnya, atau minta alamat rumah, biar saya bisa mengetahuinya
ReplySemoga eyang2 dan leluhur kami tdk sedih.wlpn beliau tdk di kenang..tp kami terimakasih kpd semua yg telah menjaga dan merawat peninggalan leluhur kami.kami cm bs berdoa dan berterimaksih kpd mereka2 yg telah merawat leluhur kami.
Replymohon maaf saya belum memiliki silsilahnya. Kalo Anda punya silakan berbagi di sini. Terima kasih.
Replymakasih mbak
ReplyTerima kasih infonya mas.
Replyuntuk silsilah saya belum memiliknya. Terima kasih.
amin ya rabbal alamin
Replymas Ikhtiyanto sebetulnya sy punya silsilah citrosoma lengkap.barangkali yg anda tulis d atas,ada nama nama lain ,yg hampir sama dengan yg anada sebutkan d atas.
ReplyYth. Bp. R Marsudiyana, saya berminat dengan silsilah citrosoma nya, menurut orang tua saya kami termasuk keturunan citrosoma, apakah dlm silsilah tersebut ada tertera nama Kyai MUSTOFO, sejujurnya kami sudah ke makam Sendang dan disitu ada makam Kyai MUSTOFO, trims Hadi Poerwanto Semarang
ReplyAyah saya pernah bilang kalau masih keturunan raja bonjot n kampung saya pati.. Mau tanya om apa yang dimaksud raja bonjot itu ki ageng citra kusumo dijoyo(kanjeng bupati bonjot)?
ReplyAlm ayah saya pernah berkata kalau saya masih ada darah dari raja bonjot.. Terus katanya saya tidak bisa memasuki karimun jawa sampai keturunan berapapun.. Mohon maaf saya mau tanya pada saudara apakah yang dimaksud raja bonjot itu adalah ki ageng citra kusuma dijoyo(kanjeng bupati bonjot jepara?
ReplyAyah saya pernah bilang kalau masih keturunan raja bonjot n kampung saya pati.. Mau tanya om apa yang dimaksud raja bonjot itu ki ageng citra kusumo dijoyo(kanjeng bupati bonjot)?
ReplyAlm.Bambang Subakir adik dari nenek saya salah satu yg memperjuangkan makam dan masjid Adipati Tjitrosomo menjadi situs purbakala, kebetulan beliau pernah menjabat kepala penerengan di Surabaya dan masih keturunan Tjitrosomo. Beliau pun pernah membuat semacam buku dan sejarah Tjitrosomo.
ReplyKeluarga saya ada silsilah RT Tjitrosomo. Dalam silsilah itu tertulis kalau keluarga kami keturunan dari RT Tjitrosomo I.
ReplyAslmkm,mas sy juga punya silsilah copy tjitrosoman,yg asli dipegang ibu sy didapat dr alm.eyang kakung sy. Klo eyang kakung sy disareaken di dalam gedong tjitrosoman IX bejagung kec semanding tuban. Sy dr sidoarjo jatim
ReplyHalo Mas. Apa saya boleh meminta copy dari silsilah Tjitrosomo? Kebetulan almarhum kakek saya (dari pihak ibu) masih keturunan Adipati Tjitrosoman IX dan dimakamkan di dalam makam Tjitrosoman yang berada di Tuban. Saya mulai tertarik membahas leluhur saya karena sempat "dibaca" oleh dosen saya kalau di dalam darah saya ada keturunan raja/bangsawan/adipati/ dsb dari pihak ayah dan ibu saya. Terima kasih sebelumnya kalau saya bisa melihat silsilah Tjitrosomo. Thanks.
ReplyHalo Mas. Apa saya boleh melihat silsilah Tjitrosomo? Kebetulan kakek saya keturunan Adipati Tjitrosomo IX dan disemayamkan di dalam komplek makam Tjitrosoman Tuban. Saya mulai tertarik menilik leluhur saya semenjak "dibacakan" oleh dosen saya bahwa saya mempunyai keturunan raja/adipati/bangsawan/dsb dari pihak Bapak dan Ibu saya. Terima kasih sebelumnya kalau saya boleh melihat silsilah Tjitrosomo. :)
Reply@mas dit kakeknya asmo sinten sy P Satmoko Tuban
ReplyBila ada yg tau Siapa nama anak anak dari istri kedua Raden kyai tumenggung Vitro kusumo
ReplyBila ada yg tau Siapa nama anak anak dari istri kedua Raden kyai tumenggung Vitro kusumo
ReplySubhanallah ikut hadir dr generasi tjitrosoman 7
ReplyIkut suport salam dari trah Tjitrosomo ke IX
ReplySaya HS yg open,gemati,peduli banget dan yg sering di tanyai ttg keberadaan mkm tjitrosomo oleh bbrp penziarah ato siapun pengunjung yg kebetulan ketemu saya sering mnanyakan ttg siapa tjitrosomo bupati jepara itu.utk itu kpd keluarga tjitrosomo siapa saja yg punya sejarahnya mohon kami di kasih catatan sejarahnya. WA 081215427576. Trm ksh.wassalam
Replynuwun sewu yg trah Tjitrasoma monggo email ke sy..,kita kumpul dg data dan bukti masing2��
ReplyMohon ijin saya HM ikut peduli yg kaitan sejarah Mbah citro sumo yg dimakan Jepara tepatnya didesa sendang kec kalinyamatan adalah bupati jepara pertama sampai sembilan keturunan yaitu citro sumo 1sampai 9....citro sumo 1 adalah putra dari Mbah asy,Ari bejagung Tuban dan yg ke2 Kanjeng kiyai bonjot ke3 Mbah suto bondo kec Bangsri kab Jepara begitu yg bisa sampekan kurang lebihnya makash
ReplyKalau bicara trah citrosoman, nenek saya asalnya dari trah Tjondronegoro,kakek dr trah citrosoman, cuma sayang pas nenek kakek dikatakan meninggal oleh saudaranya semua aset sudah menjadi milik publik, salah satunya kadipaten tempat bupati jepara.kalau bicara silsillah,saya punya silsillah dan nama nama sebuah trah dari cabang citrosoman.saya cuma tidak menyangka,kalau disuruh tes DNA ancestry saya bersedia.Sejak kecil pas saya masih sekolah saya diperkenalkan bahwa saya masih termasuk bangsawan Jawa.RA Kartini itu masih kerabat, saya akui sejarah silsillah di Jawa tengah lebih rapi daripada di Jawa barat karena ibu saya keturunan bangsawan Sunda pun tidak tahu silsillah ya dimana.
ReplyIkut gabung trah citrasoman no hp saya 082324750848
ReplyMaaf mw tanya min di desa saya daerah malang jatim ada makam citrosumo.apakah benar gelar itu tidak sembarangan menyandangnya.klw ada citro sumo 1 - 9 kmanakah yg 10 - 14 trah dr citro sumo..fb Arik N Rock mohon infonya
ReplySaya turunan dari Tjitrosoma, namun tidak yakin dari Tjitrosoma VII atau VIII karena agak bingung membaca silsilah yg saya pegang.
ReplySaya sangat senang apabila ada yg mau diskusikan ttg ini. Terima kasih.
0811480608
RB Sudargo/RAA Tjitrosumo VII (Bupati Jepara)(Kanjeng Bondjot)
ReplyIni yg tertulis di lembar silsilah yg saya pegang. Dan kakek saya berada di garis ini.
Kiranya ada yg berkenan membahas silsilah ini dengan saya, karena saya ragu apakah kakek saya dari turunan Tjitrosumo VII atau VIII, atau bukan dari keduanya. Terima kasih
0811480608
Maaf saya bukan trah dari keluarga citro sumo tp menurut sejarah..masjid itu yg bikin ibu ratu kalinyamat yg di arsiteki oleh mbah sunan kalijogo masjid itu ada sebelum citro sumo jdi adipati dan semua aset2 yg ada di bumi jepara itu sejatinya peninggalan dari ratu kalinyamat karena adipati citrosumo itu ada setelah ada mataram dan mataram itu hadiah dari ibu ratu kalinyamat dan citrosumo itu utusan dari mataram yg di percaya menjadi adipati di jepara maaf apabila komentar saya tdk berkenan di hati panjenengan2 sebagai trah citrosumo
ReplyConversionConversion EmoticonEmoticon