Klipingisasi Massal

Suara Merdeka Cybernews, 05 Desember 2009

KLIPING
adalah sebentuk dokumentasi yang bersumber dari koran, majalah, tabloid dan lain sebagainya. Beberapa tahun mendatang, tentunya dokumen ini menjadi barang yang langka. Selain, bisa dijadikan tambahan koleksi referensi di perpustakaan sekolah, suatu saat juga menjadi saksi sejarah peristiwa yang telah lampau. Karena langkanya pula, dokumentasi ini tidak bisa ditemukan di toko-toko buku maupun toko loak.

Meski cara membuatnya tidak terlalu sulit, tumpukan koran, majalah dan tabloid yang ada dipilah-pilih sesuai dengan kebutuhan lalu digunting. Setelah itu ditempelkan pada selembar kertas putih. Nyatanya, hal itu belum menjadi perhatian khusus bagi lembaga pendidikan. Yang terjadi malah sebaliknya, barang-barang bekas tersebut hanya dijual dengan harga yang sangat murah. Kemudian, oleh pembeli dijadikan bungkus berbagai jenis makanan.

Jika demikian, sama artinya memutus mata rantai sebuah peradaban. Sisi penting dan menarik dari barang bekas yang seharusnya bisa dikonsumsi oleh anak-anak cucu berikutnya ternyata hanya dibiarkan begitu saja. Artinya, layak dijadikan bahan acuan untuk rujukan sebuah karya tulis musnahlah sudah. Ironis bukan?

Penting
Menurut hemat penulis, kegiatan mengliping menjadi laku yang mulia. Selain itu, menjadi hal penting yang perlu diajarkan bagi peserta didik. Karena, secara tidak langsung para siswa diajarkan menghargai barang yang semestinya tidak berharga. Sehingga, kegiatan klipingisasi menjadi tugas kepala perpustakaan sekolah maupun tugas seluruh guru mata pelajaran yang ada.

Petugas perpustakaan maupun guru mata pelajaran di sekolah bisa meminta anak didiknya untuk mengliping. Mengliping bacaan (koran, majalah, tabloid) bekas yang ada sebelum dijual dengan harga yang murah. Bisa juga, pihak sekolah mengadakan agenda klipingisasi massal. Sebuah kegiatan yang dilakukan yang diikuti oleh seluruh elemen lembaga terkait. Guru, siswa maupun karyawan sekolah turut serta dilibatkan dalam agenda ini.

Kegiatan ini bisa dilakukan sehari hingga dua hari ataupun sesuai dengan kebutuhan sekolah. Sebelum klipingisasi massal, seorang instruktur yang diwakili oleh guru menjelaskan akan pentingnya sebuah kliping, pemberian kop kliping (tertulis nama lembaga, topik, media, rubrik dan tanggal terbit).

Selain itu, dijelaskan pula tentang kategori rubrikasi yang terdiri dari pendidikan, sosial, seni, budaya, ekonomi, hukum, agama, politik, teknologi dan pemerintahan. Setelah itu, jadilah beberapa kumpulan kliping dari berbagai rubrikasi yang ada.

Momentum klipingisasi massal merupakan agenda yang murah meriah. Sebab, pihak sekolah tidak perlu mengeluarkan banyak biaya. Tentunya setiap sekolah pun bisa melakukan kegiatan ini. Bisa juga menjadi agenda rutin yang diadakan setiap bacaan-bacaan bekas telah menumpuk setinggi gunung.

Nah, jangan pernah meremehkan barang yang bernama “kliping”. Karena kliping menjadi sangat penting untuk generasi-generasi yang akan datang. Selain itu, kegiatan ini merupakan bentuk penyadaran terhadap hal-hal remeh yang disepelekan banyak orang. Begitu! (Syaiful Mustaqim)
Previous
Next Post »