Mencermati Zaman Kalabendu

Jayabaya. (Ilustrasi: kincir.com)
AWAL mulanya dari Jayabaya, raja Kediri abad ke-12 (1130-1160) termaktub dalam Kakawin Bharatayuda yang digubah oleh Mpu Panuluh dan Mpu Sedah. Jayabaya pernah menyatakan Indonesia suatu saat akan menjadi mercusuar dunia setelah mengalami transisi zaman yakni kalabendu. Pasca zaman kehancuran ini, akan datang zaman kalasuba, era kemuliaan atau keemasan.

Dan, dilanjutkan Raden Ngabehi Ranggawarsita (1802-1873). Seorang penyair kraton Surakarta yang sudah tersohor namanya. Ranggawarsita menuliskan syair wejangannya dalam serat kalatidha. Zaman yang serba sulit yang kita alami saat ini telah memasuki zaman kalabendu.

Kalabendu merupakan zaman dimana negeri ini dilanda berbagai musibah. Akan tetapi, berbagai musibah ini adalah fase yang kudu dilalui untuk mencapai kejayaan. Kita harus cerdas memetik hikmah di balik musibah. Negara Super Power, Amerika pun demikian, sebelum mencapai kejayaan seperti saat ini berulang kali tertimpa berbagai gejolak, misalnya, civil war (perang saudara) hingga the great depression (krisis ekonomi yang tak kunjung usai).

Pada dasawarsa 90-an kita telah memasuki zaman kalatidha. Zaman ini ditandai dengan skeptis yang berpihak pada kebenaran. Sebab, berbagai tindak kejahatan sedang gencar-gencarnya. Selain itu, terjadi krisis politik dan sosial yang terus melanda negeri ini.

Zaman kalatidha, masa yang penuh kecemasan, kekerasan, kejahatan, kabatilan, dan kekisruhan yang terjadi dimana-mana. Tanda-tanda zaman ini sudah ada sebelum Indonesia di landa krisis. Satu hal mendasar adalah hilangnya keadilan dan lunturnya wibawa hukum, kejahatan orang-orang besar dibiarkan sementara kejahatan wong cilik di hukum dengan sangat berat.

Moral semakin hancur, kebobrokan terjadi semakin kelewatan. Perempuan sudah hilang keperawanannya, tindak aborsi dimana-mana, berbagai tindak kriminal merajalela. Maka, ditengah puing-puing kebobrokan moral bangsa, rakyat berhati suci memohon perlindungan kepada Tuhan dan berusaha memperbaiki yang masih tersisa.

Munculnya zaman edan ala Jayabaya sama dengan zaman kalatidha menurut Ranggawarsita. Menurut Jayabaya, negeri ini terus mengalami berbagai pergolakan sepanjang sejarah. Terjadinya malapetaka atau goro-goro bertepatan dengan saat sang raja lenger keprabon (turun tahta). Dalam mitologi jawa, sebelum krisis datang Indonesia akan ditimpa berbagai bencana.

Maka, Jayabaya senantiasa mengingatkan. “Besok akan ada zaman edan. Siapa yang tidak ikut edan tidak akan kebagian, dan kelaparan. Tapi sebahagia-bahagia orang edan masih jauh lebih bahagia orang yang ingat pada Tuhan (eling lan waspodo).

Setelah kalatidha, kita memasuki kalabendu. Zaman yang lebih tidak enak dan tidak nyaman bagi manusia. Pada zaman ini berlaku sacrifice (penumbalan atau pengorbanan). Tak heran jika banyak korban berjatuhan. Jika tidak demikian, zaman kalabendu tak kunjung usai.

Zaman serba mengerikan ini akan berakhir dengan munculnya Satrio Piningit, sosok misterius penyelamat bangsa dan kemunculannya pun tak terduga. Franz Magnis-Suseno dalam buku Etika Jawa menyebutnya kemunduran kesaktian penguasa. Bagi orang Jawa, berarti masa pergantian kekuasaan karena penguasa lama sudah tak mampu lagi untuk memimpin negeri.

Sebelum Satrio Piningit muncul, dunia akan ditimpa goro-goro yang amat hebat. Hujan yang jatuhnya salah waktu, misalnya, tanah mengalami kekeringan, sawah ladang hancur karena dirusak hama. Disaat itu pula rakyat mengalami masa-masa susah sandang dan pangan.

Bukan tak mungkin, zaman kalabendu hanya berpuncak pada satu titik, revolusi sosial. Akibatnya seperti yang diungkapkan Jayabaya, “Wong Jawa kari separo, wong Cina Kari Sajodho” (orang Jawa tinggal separuh dan orang Cina tinggal sepasang).

Berakhirnya Zaman Kalabendu
Saat zaman kalabendu berakhir, kita memasuki era kebahagiaan, zaman kalasuba. Menurut Jayabaya, peralihan kalabendu ke zaman kalasuba diwarnai kekacauan total. Ana raja jinunjung wong rucah, patihe botoh gedhe (kelak muncul seorang pemimpin yang dikehendaki rakyat kecil, tetapi dibayang-bayangi oleh tokoh yang sifat moralnya kurang baik).

Berakhirnya kalabendu juga bermakna relatif. Keberhasilan keluar dari zaman kalabendu disebabkan ketika manusia sudah ingat kepada Tuhan dan menghindari maksiat. Selain itu, muncul saat berada dipuncak kesengsaraan.

Ada satu syarat yang harus ditepati tetap eling lan waspodo (selalu ingat kepada Tuhan dan waspada). Banyak gejala yang telah menunjukkan bahwa zaman Kalabendu sudah menjadi kenyataan. Inilah zaman kacau nilai, zaman kejahatan yang menang, penjahat dipuja, kitab suci mulai dikhianati, kekuasaan dan kekayaan diperdewa.

Nah, kita senantiasa harus mencermasti zaman kalabendu. Setelah itu, munculnya kestabilan dan keteraturan yang disebut Ranggawarsita pasti akan segera tiba setelah chaos. Misalnya saja, setelah chaos Revolusi Perancis, lahirlah kestabilan pemerintahan Napoleon.

Selain itu, harus ada usaha yang lain, bukan hanya sekadar sabar dan tawakal. Oleh karena itu, kita harus aktif mendesak perubahan tata pembangunan, tata hukum dan tata kenegaraan sehingga menjadi lebih baik untuk daya hidup dan daya cipta bangsa.

Terakhir, Saat krisis terjadi begitu dahsyatnya, terjadinya kekacauan dimana-mana. Disaat itu pula alam rasional sudah tak mampu lagi memberikan petunjuk pada manusia sampai kapan krisis akan berakhir.

Maka, jika kita bersedia menggali kembali mitologi kuno, jika hasilnya semakin relevan, kita bisa menjadikannya petunjuk serta petuah untuk meratapi nasib negeri agar segera bangkit kembali. (Syaiful Mustaqim)
Previous
Next Post »

2 komentar

Click here for komentar
beges
admin
24 Desember 2016 pukul 09.32 ×

benar sekali tepat'a desember akhir adalah masa kehancuran akhlak manusia laksana tawon menyengat manusia yg tak bersalah rakyat teramat sengsara 'pemimpin saling berebut kekuasaan takut hilang negara sebab di kuasai oleh orang yg berduit terutama bangsa cina daratan yg indonesia berhutang pada'a akibat memaksakan keinginan yg tak sesuai dengan kemampuan apbdn ..yg akhir'a rakyat lah yg di sengsarakan ini zaman kalabendu ' akan bertanda kesuksesan kembali setelah pada sadar mereka memperebutkan pepesan kosong semata ...

Reply
avatar
admin
admin
3 November 2017 pukul 21.47 ×

trims mas sudah berkenan komen di sini.

Reply
avatar