![]() |
Mahasiswi UMK mengunjungi kebun somchuk di Thailand. |
Dua mahasiswi Universitas Muria Kudus (UMK) Fakultas Pertanian Prodi Agroteknologi yakni Erna Mutiasari dan Nathasya Pradina berkesempatan melaksanakan penelitian selama satu bulan bidang pertanian di Universitas Thaksin (TSU) Phattalung, Thailand Selatan.
Penelitian yang dilaksanakan kedua mahasiswi tersebut berlangsung pada 16 September – 12 Oktober 2019 lalu. Dua mahasiswi tersebut bisa meneliti di Universitas Thaksin lantaran kerjasama yang sudah dirajut antara TSU dengan UMK.
“Berawal dari kerjasama salah satu dosen bernama Asst. Prof. Dr. Samak Kaewsuksaeng salah satu Dekan dari Universitas Thaksin dengan Fakultas Pertanian UMK melalui Ibu Nova Laili Wisuda, M.Sc untuk memilih dua mahasiswa yang diberi kepercayaan ikut students exchange dan join research. Kemudian Bu Nova mempertimbangkan dari mahasiswa semester 7, saya dan Natasya Pradina yang dipilih,” kata Erna, Minggu (22/12/2019).
Selama melaksanakan penelitian kedua mahasiswi tersebut berada di kota Phattalung. Di sana mereka melihat secara langsung bagaimana teknik penanaman padi (sang yod) varietas beras merah yang menjadi unggulan daerah tersebut. “Secara modern sudah menggunakan alsintan (alat mesin pertanian) yang modern dan dipelihara secara organik tanpa menggunakan pupuk kimia,” tambah Erna.
Selain mengamati secara langsung penanaman padi di sana, lanjut mahasiswi asal Kabupaten Pati itu juga belajar tentang pemeliharaan pasca panen buah somchuk maupun melon dengan teknologi electrostatic atomized water particle (EAWPs). Dengan teknologi tersebut bermanfaat mengurangi masa penuaan buah pascapanen.
Selama sebulan urai perempuan kelahiran Pati, 1 Oktober 1998 itu efektif melaksanakan penelitian selama 12 hari. Dimulai pukul 8 pagi hingga 5 sore. Adapun sisa waktu yang lain digunakan untuk kegiatan kunjungan-kunjungan misalnya ke tempat kebun buah, budaya dan lain-lain.
Ditanya tentang tujuan, mantan pengurus BEM Fakultas Pertanian 2017/ 2018 menjelaskan untuk mengetahui hal-hal yang baru tentang pertanian terutama pascapanen buah. “Pasca panen adalah proses untuk membuat hasil produksi pertanian tetap baik kualitasnya sampai ke tangan konsumen,” papar perempuan yang mengidolakan Ustad Yusuf Mansur ini.
Menurut perempuan asal Desa Jakenan Rt. 12 Rw. 1 Kecamatan Jakenan Kabupaten Pati dirinya memilih kuliah di pertanian karena dia meyakini bidang pertanian akan selalu dibutuhkan dan bidang pertanian amat luas sehingga selalu ada perkembangan di dalamnya.
Putri pasangan Suparno – Ngasinah ini bercita-cita jadi pengusaha bidang pertanian, guru dan mengisi di pemerintahan bidang pertanian. Melalui pertanian ia berharap bisa mengambil kesempatan posisi yang dapat membantu para petani lebih sejahtera. (Syaiful Mustaqim)
Dipublikasikan : ayosemarang.com
Penelitian yang dilaksanakan kedua mahasiswi tersebut berlangsung pada 16 September – 12 Oktober 2019 lalu. Dua mahasiswi tersebut bisa meneliti di Universitas Thaksin lantaran kerjasama yang sudah dirajut antara TSU dengan UMK.
“Berawal dari kerjasama salah satu dosen bernama Asst. Prof. Dr. Samak Kaewsuksaeng salah satu Dekan dari Universitas Thaksin dengan Fakultas Pertanian UMK melalui Ibu Nova Laili Wisuda, M.Sc untuk memilih dua mahasiswa yang diberi kepercayaan ikut students exchange dan join research. Kemudian Bu Nova mempertimbangkan dari mahasiswa semester 7, saya dan Natasya Pradina yang dipilih,” kata Erna, Minggu (22/12/2019).
Selama melaksanakan penelitian kedua mahasiswi tersebut berada di kota Phattalung. Di sana mereka melihat secara langsung bagaimana teknik penanaman padi (sang yod) varietas beras merah yang menjadi unggulan daerah tersebut. “Secara modern sudah menggunakan alsintan (alat mesin pertanian) yang modern dan dipelihara secara organik tanpa menggunakan pupuk kimia,” tambah Erna.
Selain mengamati secara langsung penanaman padi di sana, lanjut mahasiswi asal Kabupaten Pati itu juga belajar tentang pemeliharaan pasca panen buah somchuk maupun melon dengan teknologi electrostatic atomized water particle (EAWPs). Dengan teknologi tersebut bermanfaat mengurangi masa penuaan buah pascapanen.
Selama sebulan urai perempuan kelahiran Pati, 1 Oktober 1998 itu efektif melaksanakan penelitian selama 12 hari. Dimulai pukul 8 pagi hingga 5 sore. Adapun sisa waktu yang lain digunakan untuk kegiatan kunjungan-kunjungan misalnya ke tempat kebun buah, budaya dan lain-lain.
Ditanya tentang tujuan, mantan pengurus BEM Fakultas Pertanian 2017/ 2018 menjelaskan untuk mengetahui hal-hal yang baru tentang pertanian terutama pascapanen buah. “Pasca panen adalah proses untuk membuat hasil produksi pertanian tetap baik kualitasnya sampai ke tangan konsumen,” papar perempuan yang mengidolakan Ustad Yusuf Mansur ini.
Menurut perempuan asal Desa Jakenan Rt. 12 Rw. 1 Kecamatan Jakenan Kabupaten Pati dirinya memilih kuliah di pertanian karena dia meyakini bidang pertanian akan selalu dibutuhkan dan bidang pertanian amat luas sehingga selalu ada perkembangan di dalamnya.
Putri pasangan Suparno – Ngasinah ini bercita-cita jadi pengusaha bidang pertanian, guru dan mengisi di pemerintahan bidang pertanian. Melalui pertanian ia berharap bisa mengambil kesempatan posisi yang dapat membantu para petani lebih sejahtera. (Syaiful Mustaqim)
Dipublikasikan : ayosemarang.com
Tulisan ini menjadi : 6 Tulisan Terpopuler Ayo Netizen Desember 2019
ConversionConversion EmoticonEmoticon