“Mas
Syaiful, tulisannya Bobi Berhenti Mencontek sudah saya muat di Majalah Anak
Cerdas ya,” begitu pesan singkat dari ponsel bernomor +62811685xxx. Sontak
pesan itu saya balas. “Oke. Dimuat edisi kapan?” tanyaku. Pertanyaan
itu belum dibalas oleh pengirim pesan tersebut.
Tetapi saya sudah tahu perihal
naskah tersebut. Berbicara naskah cerita anak tentang mencontek itu saya pun
teringat tentang cernak tersebut.
Seingat
saya cernak saya kirim kali pertama majalah anak-anak yang satu grup dengan
majalah Potret Aceh beberapa tahun lalu. Setelah membaca info tentang
pengiriman naskah saya pun mengirimkan naskah jadul yang dulu pernah bernasib
belum beruntung.
Saat
search mail di email Gmail ternyata
tahun 2013 lalu naskah tersebut sebagaimana pemberitahuan redaksi Tabrani Yunis
tulisan itu sudah didokumentasikan pihak redaksi.
Saya
pun ingin memiliki majalah yang memuat karya itu. Agar menjadi dokumentasi
tambahan.
Mengetahui
nasib baik tulisan yang saya kirim ke media ada keinginan untuk kembali menulis
selain warta. Rasanya sudah sekian lama tidak mengirim tulisan media. Semoga
semangat itu tumbuh kembali. (Syaiful Mustaqim)
This is dummy text. It is not meant to be read. Accordingly, it is difficult to figure out when to end it. But then, this is dummy text. It is not meant to be read. Period.
Related Post
R i l i s
Dulu,
saat kali pertama menekuni dunia tulis-menulis bersama anak-anak SMA, saya
mulai tertarik
“Singgah” di Berbagai Pesantren Jawa
Kesempatan singgah di pesantren Al-Mahalli Wonokromo Pleret Bantul.
Saya merasa “rugi
Penulis Otodidak
Menjadi penulis sama sekali belum pernah menjadi angan-anganku. Apalagi selepas lulus dari SM
Puasa dan Gereja
Ramadhan tahun ini sahabat
saya, seorang pendeta kristiani pembina Komisi Sekolah Minggu mengadak
2 komentar
Click here for komentarMajalahnya segera saya kirim.
ReplySalam
Tabrani Yunus
oke, mas. semoga majalah anak cerdas semakin eksis. Amiin
ReplyConversionConversion EmoticonEmoticon