I. Definisi
Esai berasal dari kata “Essay” yang dalam bahasa Perancis artinya mencoba, berusaha, berupaya (a try or attempt). Dalam bahasa Inggris “Essay” artinya karangan sastra atau scrip.
Esai berasal dari kata “Essay” yang dalam bahasa Perancis artinya mencoba, berusaha, berupaya (a try or attempt). Dalam bahasa Inggris “Essay” artinya karangan sastra atau scrip.
Secara Istilah pengertian esai menjadi sangat beragam namun intinya esai merupakan usaha atau upaya yang dilakukan untuk dapat mengkomunikasikan beragam informasi, opini publik atau pengejawantahan dari berbagai perasaan yang disajikan dalam bentuk argumen tentang sebuah opini yang berkembang.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Essay (esai) merupakan karangan dalam bentuk prosa yang membahas dan mengekpresikan sebuah topik dari sudut pandang pribadi penulisnya.
Dalam konteks ilmiah dan akademis esai berarti komposisi sebuah prosa yang ditulis secara singkat namun dapat mengekspresikan opini penulis mengenai sebuah topik.
II. Jenis-jenis Esai
1. Narative Essay (Esai Naratif)
merupakan jenis esai yang memaparkan sebuah cerita. Contohnya seperti cerita pengalaman atau peristiwa sejarah masa lalu, kejadian yang baru saja terjadi, sedang terjadi dan telah terjadi baik yang dialami oleh penulis sendiri atau orang lain.
Esai jenis ini secara jelas menggambarkan sebuah ide dengan cara bertutur atau berkisah yang diceritakan dan disajikan sesuai dengan kronologi kejadian yang sebenarnya.
2. Descriptive Essay (Esai Deskriptif)
Jenis esai yang menggambarkan detail tokoh, tempat atau obyek tertentu dengan sangat jelas sehingga pembaca akan dibawa pada sebuah dimensi mengenai obyek yang ditulis secara nyata. Esai ini ditulis dengan tujuan untuk memberikan kesan nyata mengenai tempat atau obyek benda lainnya.
3. Persuasive Essay (Esai Persuasif)
Esai ini dibuat untuk dapat meyakinkan perasaan pembaca untuk mendukung sudut pandang yang digunakan oleh penulis mengenai suatu materi, tema atau obyek yang diangkat sehingga pembaca dapat dengan mudah menerima semua rekomendasi dari penulisnya.
Esai persuasif bersifat mengajak pembaca untuk dapat mengubah sudut pandang pembaca, memotivasi pembaca, melakukan tindakan seperti apa yang ditulis penulis. Esai ini juga dapat menggambarkan suatu jenis perasaan emosional.
III. Sistematika
1. Pendahuluan
Berisi pemaparan latar belakang informasi yang dapat mengidentifikasi subyek materi yang dibahas dan pengantar subyek yang dinilai oleh penulis.
2. Tubuh Esai
Bagian ini menyajikan dan memaparkan seluruh data dan informasi yang mengenai subyek atau topik yang diangkat.
3. Kesimpulan
Bagian akhir dari esai yang akan memaparkan dan menjelaskan kembali ide-ide pokok yang sudah dibahas pada bagian pertama dan kedua. Bagian ini juga mengandung ringkasan dari bagian tubuh esai serta menambahkan beberapa point observasi mengenai subyek yang dinilai penulis.
IV. Langkah Penulisan
1. Memilih dan menentukan tema atau topik
Tahap ini menjadi tahap penentuan bagi penulis esai. Penulis harus dapat menentukan tinjauan umum dari topik yang akan diangkat dan juga harus mampu menganalisa topik secara khusus. Luas cakupan topik akan berefek pada bahasan topik yang lebih sempit sehingga menghasilkan bahasan topik yang mendalam dan berkarakter kuat.
2. Membuat out-line
Out-line merupakan garis besar ide-ide yang akan dibahas sehingga esai yang dibuat akan lebih teratur, fokus dan sistematis.
3. Membuat tesis
Pernyataan tesis ini merupakan pendapat penulis yang akan mencerminkan isi esai dan poin penting yang akan disampaikan secara singkat dan jelas.
4. Menulis paragraf pertama
bagian ini sifatnya pendahuluan yang berisi mengenai alasan atau latar belakang ditulisnya esai. Penulis dapat memberikan penjelasan, menggambarkan dan memberikan pendapat secara menyeluruh untuk topik yang dipilih.
5. Menulis tubuh esai
Bagian ini didahului dengan paragraf pembuka yang dibuat untuk memancing minat baca orang lain. Penulis dapat memberikan data dan informasi yang menjadi gambaran untuk poin penulis selanjutnya. Penulis bisa juga memulai dengan menambahkan anekdot yang bersifat persuasif. Selanjutnya penulis memulai dengan memilah poin-poin yang akan dibahas, merancang beberapa subtema untuk mempermudah pembaca memahami gagasan yang penulis angkat. Dari situ penulis dapat mengembangkan subtema yang telah dibuat sebelumnya.
6. Menulis kesimpulan
Bagian ini menjadi bagian penutup dari sistematika penulisan esai. Penulisan kesimpulan dianggap sangat penting karena dibagian inilah penulis dapat membentuk opini pembaca yang harus memberikan kesimpulan pendapat dari gagasan penulis. (sm)
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Essay (esai) merupakan karangan dalam bentuk prosa yang membahas dan mengekpresikan sebuah topik dari sudut pandang pribadi penulisnya.
Dalam konteks ilmiah dan akademis esai berarti komposisi sebuah prosa yang ditulis secara singkat namun dapat mengekspresikan opini penulis mengenai sebuah topik.
II. Jenis-jenis Esai
1. Narative Essay (Esai Naratif)
merupakan jenis esai yang memaparkan sebuah cerita. Contohnya seperti cerita pengalaman atau peristiwa sejarah masa lalu, kejadian yang baru saja terjadi, sedang terjadi dan telah terjadi baik yang dialami oleh penulis sendiri atau orang lain.
Esai jenis ini secara jelas menggambarkan sebuah ide dengan cara bertutur atau berkisah yang diceritakan dan disajikan sesuai dengan kronologi kejadian yang sebenarnya.
2. Descriptive Essay (Esai Deskriptif)
Jenis esai yang menggambarkan detail tokoh, tempat atau obyek tertentu dengan sangat jelas sehingga pembaca akan dibawa pada sebuah dimensi mengenai obyek yang ditulis secara nyata. Esai ini ditulis dengan tujuan untuk memberikan kesan nyata mengenai tempat atau obyek benda lainnya.
3. Persuasive Essay (Esai Persuasif)
Esai ini dibuat untuk dapat meyakinkan perasaan pembaca untuk mendukung sudut pandang yang digunakan oleh penulis mengenai suatu materi, tema atau obyek yang diangkat sehingga pembaca dapat dengan mudah menerima semua rekomendasi dari penulisnya.
Esai persuasif bersifat mengajak pembaca untuk dapat mengubah sudut pandang pembaca, memotivasi pembaca, melakukan tindakan seperti apa yang ditulis penulis. Esai ini juga dapat menggambarkan suatu jenis perasaan emosional.
III. Sistematika
1. Pendahuluan
Berisi pemaparan latar belakang informasi yang dapat mengidentifikasi subyek materi yang dibahas dan pengantar subyek yang dinilai oleh penulis.
2. Tubuh Esai
Bagian ini menyajikan dan memaparkan seluruh data dan informasi yang mengenai subyek atau topik yang diangkat.
3. Kesimpulan
Bagian akhir dari esai yang akan memaparkan dan menjelaskan kembali ide-ide pokok yang sudah dibahas pada bagian pertama dan kedua. Bagian ini juga mengandung ringkasan dari bagian tubuh esai serta menambahkan beberapa point observasi mengenai subyek yang dinilai penulis.
IV. Langkah Penulisan
1. Memilih dan menentukan tema atau topik
Tahap ini menjadi tahap penentuan bagi penulis esai. Penulis harus dapat menentukan tinjauan umum dari topik yang akan diangkat dan juga harus mampu menganalisa topik secara khusus. Luas cakupan topik akan berefek pada bahasan topik yang lebih sempit sehingga menghasilkan bahasan topik yang mendalam dan berkarakter kuat.
2. Membuat out-line
Out-line merupakan garis besar ide-ide yang akan dibahas sehingga esai yang dibuat akan lebih teratur, fokus dan sistematis.
3. Membuat tesis
Pernyataan tesis ini merupakan pendapat penulis yang akan mencerminkan isi esai dan poin penting yang akan disampaikan secara singkat dan jelas.
4. Menulis paragraf pertama
bagian ini sifatnya pendahuluan yang berisi mengenai alasan atau latar belakang ditulisnya esai. Penulis dapat memberikan penjelasan, menggambarkan dan memberikan pendapat secara menyeluruh untuk topik yang dipilih.
5. Menulis tubuh esai
Bagian ini didahului dengan paragraf pembuka yang dibuat untuk memancing minat baca orang lain. Penulis dapat memberikan data dan informasi yang menjadi gambaran untuk poin penulis selanjutnya. Penulis bisa juga memulai dengan menambahkan anekdot yang bersifat persuasif. Selanjutnya penulis memulai dengan memilah poin-poin yang akan dibahas, merancang beberapa subtema untuk mempermudah pembaca memahami gagasan yang penulis angkat. Dari situ penulis dapat mengembangkan subtema yang telah dibuat sebelumnya.
6. Menulis kesimpulan
Bagian ini menjadi bagian penutup dari sistematika penulisan esai. Penulisan kesimpulan dianggap sangat penting karena dibagian inilah penulis dapat membentuk opini pembaca yang harus memberikan kesimpulan pendapat dari gagasan penulis. (sm)
ConversionConversion EmoticonEmoticon