Cara Kiai Pekalongan Menghormati Tamu

KH Hasanuddin Subkhi saat memberikan Ijazah. (Foto: Ahmad Abdul Manaf)
Saya takjub dengan KH Hasanuddin pengasuh Pesantren Almasyhad Manbaul Falah Kota Pekalongan saat menerima kami (tamunya). Pagi-pagi, medio Desember 2018 lalu saat orang tua (rombongan wali santri dan anak-anak PKL di Batik TV) "memaksa" untuk sowan saya sudah tak enak. Karena hasil dari WA saya dengan pengurus pondok kami dikasih waktu bakda Duhur.

Karena menganggapi wali santri kami pun berangkat ke pondok dari Gedung Aswaja Center Pekalongan sebelum Duhur tiba. Sampai pesantren yang berada di Gang Sampangan 5 kami diminta untuk menanti kiai.

Sembari menanti kerawurahan beliau yang saya kira sedang mengaji di majelis taklim ternyata beliau di ndalem. Seperti biasa saat beliau hadir di ruang tamu, saya bertanya kabar, dan usai mengisi ngaji di mana?

Saya pun mak deg, ketika Yai ngendikan gerah dan seharian tidak mengaji di majelis taklim. Saya pun sebagai juru bicara yang mengantar rombongan harus meminta maaf sebesar-besarnya. Makanya Mbak pondok yang saya WA mengasih waktu bakda Duhur. Tidak lain karena kiai sedang gerah.

Tiga kali sowan beliau, November, Desember, dan Februari adalah sowan yang kedua saya amati beliau sangat kecapekan. Sowan kedua juga bersamaan dengan masrahke anak-anak mondok di pesantrennya, 4 bulan sesuai dengan jadwal PKL di Batik TV selama 4 bulan.

Meski demikian tamu-tamu yang datang dari Jepara ini tetap dihormati meski beliau sedang gerah. (sm)
Previous
Next Post »